Setelah asik berbincang-bincang, mereka memutuskan untuk kembali ke kelas masing-masing dan bertemu nanti malam!
Dan akhirnya bel berbunyi, tanda semua siswa wajib masuk kelas:
“siang anak-anak!” sapa guru maple di kelas Echa
“siang bu!!!!”
“kalian ini sudah hampir 3 tahun di SMU ini, dan kalian tahu, sekarang kita telah memasuki semester 2 dan siap-siap untuk UJIAN!!!!” kata guru tersebut
“maka dari itu, menurut kalender pendidikan, kalian mulai ujian pada bulan depan! Dan seluruh sekolah di Indonesia sepakat untuk meliburkan kalian selama 1 minggu setelah ujian demi ujian kalian lewati!”
“Ibu juga akan mengadakan ulangan pada esok hari. Jadi kalian harus mempersiapkan semua materi yang akan ibu keluarkan.”
“KALIAN SIAPPP??!!!!”
“SIAPPP BU!!!”
“bagus!!!! Baik kalau begitu mari kita ulang semua materi yang telah ibu berikan kepada kalian!”
Larutlah mereka dalam pelajaran tersebut….
☻☺J
Mungkin jika kita hitung hitung hari sampek bulan depan masih terasa lama. Tapi jika kita terus menikmati hari, semuanya akan terasa berjalan dengan cepat. Dan itulah yang telah di lewati anak-anak SMU Putra Bangsa.
Dan sampai akhirnya tidak terasa mereka telah menginjak ke bulan berikutnya. Dan memang mental murid SMU Putra Bangsa telah diuji habis-habisan untuk kali ini. Bahkan Ujian Nasionalnya pun akan dilakukan pada pertengahan bulan.
Hari-hari sebelumnya, Nampak biasa saja. Mungkin hanya belajar bareng, ketemuan, ngomongin cowok, sharing. Dan memang mereka bertiga menjalani kehidupan dengan tertawa. Kalaupun ada perselisihan pasti akan selesai waktu itu juga. Setelah semua rintangan telah dilewati, tinggallah hasil yang mereka tunggu. Karena memang inilah nilai yang mereka inginkan dari SMU Putra Bangsa.
Dan alhasil mereka semua lulus dengan nilai yang memuaskan,…
“akhirnya gue lulus juga Cha!!!” kata Tasya yang masih berbahagia
“iya ya!!! Tapi kalau kita mencar nanti nggak bisa ketemuan lagi dong!!” kata Echa yang mulai khawatir
“tenang aja Cha, kita semua kan tetap bersatu sampai kapan pun!” kata Winda menenangkan Echa
“betul itu Cha”
“ehhh sorry nih ganggu, ini ada undangan buat kalian!”
“ohhh thank’s ya!”
“iya sama-sama!”
“PENSI PERAYAAN KELULUSAN SMU PUTRA BANGSA”
“Pensi???!!!” Tanya Tasya kaget
“he’em!!!”
“coba gue liat!!!”
“besok malam coy!!!”
“yah!!! Ehhh guys…kalian itu sebenernya kuat nggak sih nahan perasaan kalian?!!!” Tanya Echa tiba-tiba
“kalau gue nih Cha, jujur aja ya nggak kuat sama sekali! Bahkan gue sampek teriak seribu kali di lapangan gara-gara permasalahan ini!” kata Tasya
“gue juga cha! Ampun dehh pokoknya!!” kata Winda mengiyakan
“gue juga!!! Emmmm kalau begitu, gimana kalau kita sepakat untuk nembak gebetan masing-masing di acara PENSI esok!”
“boleh juga tuh!!! Gue setuju Cha!!” kata Winda
“loe yakin??!!” Tanya Tasya ragu
“kalau gue yakin! Yah gue nggak mikirin apa jawabannya, yang penting kita udah nyampekin perasaan kita!” kata Echa bijak
“iya Sya, yang dibilang Echa bener! Kalau kita lama-lama mendem perasaan bisa sakit hati entar!” kata Winda
“emmmmm okay dehh! Gue setuju!” kata Tasya
“bagusss!!!” seru Echa dan Winda serempak
“ehhh udah sore nih! Kita pulang yuk! Gue udah nggak sabar nunggu esok malam!” kata Echa yang mulai menenteng tasnya
“iya juga! Kalau gitu gue duluan ya!!! Bye” kata Echa
“loe jalan Cha???” Tanya Tasya
“nggak gue nanti naik bus!! Mau coba!! ” jawab Echa
“hal yang menantang!! Hati-hati ya!!!” kata Tasya
“iya Cha jaga diri!” tambah Winda yang mulai lari membawa sepeda mini nya
“siappp!!! Kalian juga ya!!!” seru Echa
Kebetulan cuaca hari itu kurang bersahabat. Walaupun hujan nggak turun-turun tapi mendung selalu menedukan langkah para insan. Memang ini kali pertamanya Echa naik bus, tapi karena ada dorongan yang super power jadinya dia nekat naik bus. Masih mending pakek Trans Jakarta kali yeee!!!
Ketika Echa sudah dapat Bus jurusan rumahnya, dia mulai naik, tapi alhasil dia bingung duduk dimana. Dan untung aja masih ada satu buah kursi yang tersisa, walaupun harus satu deret sama cowok!
“permisi mas, boleh duduk di sini?” Tanya Echa sopan
“ohh boleh!!” kata mas-mas itu sambil menorehkan senyuman manisnya
“wahhh cakep juga nih cowok!!! Wow,coba aja dia udah jadi pacarku wahhh bisa gila saya gara-gara senyum terus kalau liat dia!!!” pikir Echa sambil memandang cowok itu
“emmm maaf mbak, apa ada yang salah dengan saya??!!!” Tanya mas-mas itu
“emmm nggak kok, nggak ada sama sekali! Cuma heran aja mas kok ada ya cowok kayak mas naik bus!!! Heheheh” kata Echa berniat bercanda
“ohhhh!!! Emmm permisi saya udah sampek!!” kata mas-mas itu
“ohh iya!!! Emmm terimakasih ya bangkunya!!! Salam kenal!!” seru Echa ketika mas-masnya tadi turun
Sebuah acungan jempol yang bermakna bagi Echa dan senyuman manis yang sangat jarang ditorehkan oleh semua orang.
“pak turun komplek Mawar ya!!” kata Echa
“waduhh mbak, komplek Mawar udah lewat dari tadi!!!” kata kondektur bus itu
“lohh kok bisa, kok Bapak nggak bilang sih!!!” kata Echa sedikit panic
“mbaknya juga nggak bilang kalau mau turun ke komplek Mawar!!” kata Pak Kondektur mengeles
“ahh ya udah dehh turun di sini aja! Ini uangnya! Makasih!”
Itulah Echa, selalu lupa kalau ada yang very very WOW!!! Kira-kira namanya siapa ya???!!!!
“mah Echa pulang!” seru Echa
“ya ampun sayang kamu kok pulang malam!??” Tanya mamanya Echa
“tadi coba-coba naik bus mah, jadi agak malem!!!” kata Echa
“ohhh, ya udah kamu cepet bersih-bersih badan geh!! Nanti nyusul ke ruang makan ya!” kata mamanya Echa
“iya mah!!!”
☻☺J
Hari itu adalah hari yang cukup menyenangkan dan juga melelahkan buat Echa. Mungkin gara-gara ketemu sama mas manis jadi lebih cerah hari itu. Tapi juga gara-gara dia lupa nggak bilang ke kondektur buat turun di komplek mawar jadi kesasar. Kembali ke suram lagi nih hari!!
Tapi semua itu tak terasa, ketika hari yang dia tunggu-tunggu telah tiba! Ya itu acara Pensi perpisaan sekaligus perayaan kelulusan. Dan mungkin itu memang terakhir kalinya semua murd kelas 12 akan bertemu. Karena kebetulan semua urusan sudah di clear kan hari kemarinnya!
Malam Pensi memang sangat meriah apalagi jika di selingi ketawa bareng. Walaupun nggak terlalu akrab tapi di malam itu memang khusu harus akrab. Dari yang awalnya musuhan jadi baikkan di hari terakhir ini. Dan memang banyak juga yang mengungkapkan sesuatu kepada seseorang yang special.
Itu juga berlaku buat Echa, Tasya, dan Winda.
“emmm siapa dulu yang mau mulai??” Tanya Tasya
“loe aja Cha!” saran Winda
“enak aja, daripada loe nyuruh mendingan loe duluan!” kata Echa
“emmm tapi apa yang dibilang Winda ada benernya juga Cha! Soalnya, loe itu kan yang bentuk gang 3A (tria) dan selain itu loe juga yang punya ide buat ngelakuin ini semua!” kata Tasya
“emmm mendingan HOM PIM PA aja!” saran Echa
“boleh dehh!!” kata Winda
“1..2..3…HOM PIM PA ALAIUM GABRENG!”
“tuh kan, perkiraan gue bener Cha! Loe yang pertama.” Kata Tasya
“ya udah dehh gue terima aja! Do’ain ya guys!!! ” kata Echa dengan muka harap-harap cemas
Mission 1 (ECHA) dimulai:
“hallo Ka…..” sapa Echa
“ehhh loe Cha! Tadi loe ke mana aja sih?? Gue cariin nggak ketemu temu!” kata Raka yang sedikit buat Echa lebih PD
“emmm tadi ada urusan sebentar jadi nggak bisa langsung ke sini! Oh iya aku mau ngobrol bentar sama kamu. Boleh kan??”
“emm boleh aja! Ngobrol di mana enaknya?”
“ikut gue aja ya!!” kata Echa sambil menarik tangannya Raka
Setelah sampai:
“pilihan tempat yang bagus! “
“makasih!”
“emmm…”
“emmmm gue mau ngomong Ka!” kata Echa mengawali
“iya ngomong aja! Lagian gue juga mau ngomong sesuatu sebelum kita berpisah nanti”
“jangan-jangan dia juga mau nembak gue!” pikir Echa
“gue udah lama mau ngomong ini, tapi gue takut sekaligus malu kalau gue ngomong di jauh-jauh hari kemarin!!!” kata Echa
“emang mau ngomong apa? Kok sampek serius gitu sih!!!” Tanya Raka penasaran
“gue….gue….gue suka sama loe Ka!” kata Echa sedikit terputus-putus
Senyap sebentar…..
“tapi gue nggak naruh banyak harapan dari loe! Yah gue sadar dirilah!!” kata Echa kemudian
“dan gue juga nggak maksa buat loe bilang like too or any things!!” lanjut Echa
“maaf Cha, tapi….gue nggak bisa balas perasaan loe! Gue udah suka sama orang lain!! Dan dia juga udah jadi pacar gue tadi.” Kata Raka
Sekuat tenaga, Echa menahan rasa perihnya dan rasa harunya saat itu. Tapi air mata yang ia tahan tak bisa terbendung lagi.
“ohhh nggak papa! No problem for me! Yang penting gue udah nyatain perasaan gue ke loe! Selamat ya!”
“Cha!!!! Kalau loe mau nangis nangis aja! Tapi emang maaf bangetttt gue nggak bisa jadi pacar loe ataupun balas perasaan loe.” Kata Raka
“ahhhh loe bisa aja Ka! Gue nggak nangis! Cuma terharu aja. Soalnya aku baru…..” belum selesai Echa berbicara Raka memeluknya terlebih dahulu
“gue tahu!!! Dulu waktu kita ketemu pertama kali, gue juga punya rasa yang sama sama loe Cha. Tapi lama kelamaan rasa itu berubah jadi rasa sayang seorang teman! Gue juga nggak nyangka kalau pada kahirnya akan terjadi kayak gini. Kalau gue tahu mungkin dari dulu gue nembak loe!” kata Raka yang mencoba menenangkan Echa
“hehehhehe….udah ahh! Malu diliat yang liat! Kalau gitu thank’s ya loe udah care sama gue selama ini. Loe mau jadi temen gue! Bahkan loe pernah bantuin gue. Sekali lagi Thank’s and congrat ya ” kata Echa yang kemudian berlalu denga haru pilu yang sunggu Cethar membahana.
Entah harus bagaimana caranya untuk menghapus semua duka lara yang dirasakan Echa malam itu. Dan entah bagaimana nasib Tasya sama Winda.
Tapi ketika mereka kumpul kembali dalam sebuah ruangan, mereka datang dengan membawa hal yang mungkin mengagetkan dunia kemanusiaan.
“guys…..gimana kalian?!! ” Tanya Echa sambil menyembunyikan rasa sedihnya
“gue…gue nggak tahu Cha, gue harus ngomong gimana sama kalian!” kata Tasya yang terlihat lesu
“kalau loe Win??!!” Tanya Echa
“gue juga Cha! Gue bingung harus gimana lagi!”
“gue juga guys!!! Gue nggak tahu harus gimana hapus semua ini!”
“jadi…..loe dan loe juga di tolak???!!” Tanya Tasya
“iya Sya!!!” jawab Echa dan Winda
“OH GOD!!!! Kenapa sih kita jarang banget di kasih cowok!!!” gerutu Tasya
“mungkin belum waktunya Sya!” kata Echa yang sedikit kembali tenang
“ohhh iya, loe bisa nunjukin lapangan yang buat loe teriak itu nggak Sya??”
“ohhh itu, iya bisa kok! Kenapa?” Tanya Tasya keheranan
“ya udah kalau gitu gue anterin ke sana yah! Gue mau teriak sekencang-kencangnya buat ngilangin semua beban gue Sya!” kata Echa dengan nada serius
“gue juga Sya!!” kata Winda menambah
Akhirnya mereka bertiga menuju ke lapangan yang sebenarnya mirip seperti bukit. Dan malem itu memang belum terlalu larut jadi jalanan Jakarta masih ramai penduduk.
Setelah sampai mereka bertiga berteriak bersama dan sangat kerassss! Karena semakin keras kita berteriak maka semakin banyak beban yang akan berkurang.
Ketika mereka merasa tenang akhirnya raut muka yang tadinya suram kini mulai pulih dengan tawa yang menyeruak.
☻☺J
Kiriman Cerpen Oleh : Rizka Vinaeharie