Banyak hal didunia ini yang tidak bisa dijelaskan dengan akal rasional kita. “Tidak masuk di akal” mungkin itu kata yang tepat. Tidak dapat di logika kan memang. Misalnya saja saat kita akan berangkat ke sekolah maupun akan keluar dengan teman-teman. Saat mau berangkat kita merasa lupa akan sesuatu tapi tidak tahu apa dan kita tetap meyakini bahwa semua yang kita bawa itu tidak ada yang ketinggalan. Kita tidak menghiraukan apa kata hati kita bilang. Padahal sebenarnya itu merupakan firasat bahwa sebenarnya memang ada yang ketinggalan. Kita baru menyadari itu ketika kita sudah sampai ditempat yang dituju.
Ketika menyadari bahwa barang yang dicari tidak ada pada tempatnya, barulah kita menyesali mengapa kita tidak peka pada firasat kita sendiri. Sering sekali kita mengalami kejadian seperti itu. Meskipun kita sering mengalaminya, tapi tetap saja kita menghiraukan nya. Maka dari itu diperlukan kepekaan agar kita bisa mencerna firasat yang kita rasakan.
Kata hati yang kita rasakan disebut juga dengan firasat atau ada yang mengatakan dengan intuisi. Namun pada dasarnya firasat dan intuisi itu berbeda. Intuisi itu seperti kita tahu akan sesuatu yang terjadi namun kita tidak dapat menjelaskan bagaimana sesuatu dapat terjadi dan darimana asalnya. Firasat atau intuisi yang kita rasakan itu tidak datang begitu saja. Melainkan itu sebagai bentuk anugerah kemampuan “meramal” dari Tuhan. Tuhan seperti mengingatkan kita tentang sesuatu melalui hati nurani kita. Bisa dibilang juga bahwa firasat atau intuisi ini merupakan bentuk kecerdasan hati yang mana informasi yang didapat tidak datang sebagai buah pikiran maupun hasil analisa kita terhadap sesuatu, melainkan sebagai bentuk “bisikan”.
Sehingga untuk mencerna “bisikan” itu kita harus peka dan terbuka. Kepekaan itu dapat dilatih dengan kita mengenali tanda-tanda firasat akan sesuatu dan mencernanya. Bukan sekedar melihat sambil berlalu begitu saja. Jangan tergesa-tergesa dalam memutuskan sesuatu. Pikir dan pertimbangkan terlebih dahulu agar tidak menyesal nantinya. Sempatkan untuk mengamati dan mendengarkan kata hati. Bertindak lebih kalem kalau kata orang Jawa tapi juga tidak lamban.
Namun ada juga beberapa orang yang termasuk cerdas kemampuan otaknya menganggap bahwa firasat atau intuisi itu merupakan sesuatu yang aneh dan tidak rasional. Firasat dan intuisi bagi mereka itu fana. Menurut mereka seharusnya dalam mengambil keputusan untuk melakukan sesuatu itu harus berdasarkan proses berpikir dan juga hasil analisa.
Perlu diperhatikan juga dalam menjalin kepekaan denga kata hati , kita juga harus dapat membedakan secara pasti mana yang merupakan kata hati dan mana yang merupakan bisikan setan. Pemahaman yang lebih mudah mengenai kata hati ini diibaratkan sesuatu yang bersifat positif. Sedangkan bisikan setan itu lebih bersifat negatif.
Title : Antara Kata Hati, Logika dan intuisi
Description : Banyak hal didunia ini yang tidak bisa dijelaskan dengan akal rasional kita. “Tidak masuk di akal” mungkin itu kata yang tepat. Tidak da...