Sebagai calon seorang pemimpin umat manusia semesta alam, nabi Muhammad sering bertahannus yaitu berdiam diri untuk memenangkan pikiran, beliau sudah memiliki bakat dan kemampuan yang besar serta otak yang cerdas untuk memimpin. Nabi Muhammad memilih bertahannus di gua hira yang berjarak sekitar 3 mil sebelah utara kota Mekkah. Nah di gua hira inilah nabi muhammad pertama kalinya menerima wahyu. Beginilah kisahnya
Semenja nabi Muhammad berusia 40 tahun, beliau memang sering bertahannus. Waktu itu tepat pada tanggal 17 Ramadhan, bertepatan tanggal 6 Agustus tahun 610 Masehi, nabi muhammad didatangi oleh malaikat Jibril di gua hira. Beliau menggigik ketakutan saat dirangkul oleh malaikat Jibril.
“jangan takut hai Muhammad” kata malaikat jibril
“aku disini untuk menyampaikan wahyu” sambung malaikat Jibril
Setelah dilepasnya, malaikat Jibril menyuruh nabi Muhammad untuk membaca.
“Bacalah !” kata malaikat jibril
“aku tidak bisa membacanya” jawab nabi Muhammad beberapa kali
“apa yang akan kubaca?” kata nabi Muhammad pada akhirnya
“Bacalah dibawah ini :
IQRO’ BISMI ROBBIKAL LADZII KHOLAQ, KHOLAQOL INSAANA MIN ‘ALAQ, IQRO’ WAROBBUKAL AKROM, AL-LADZII ‘ALLAMA BIL QOLAM, ‘ALLAMAL INSAANA MAALM YA’LAM
Artinya : bacalah dengan nama Tuhanmu yang menjadikan. Yang menjadikan manusia dari segumpal darah. Bacalah , dan Tuhanmu teramat mulia. Yang mengajarkan dengan pena (tulis-baca). Mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (surat al-alaq 1-6)
Pada saat menerima wahyu yang pertama inilah, nabi Muhammad berumur 40 tahun 6 bulan 8 hari. Setelah menerima wahyu, beliau pulang kerumah dalam keadaan yang masih ketakutan dan gemetaran, kemudian beliau meminta diselimuti oleh istrinya, Siti Khadijah. Sebagai istri yang patuh dan setia itu langsung menyelimuti beliau.
“ceritakanlah wahai suamiku, apa yang kau alami?” kata Siti Khadijah
Setelah berkurang rasa takut dan cemasnya, maka nabi Muhammad menceritakan apa yang telah dialaminya dengan rasa khawatir. Siti Khadijah mendengarkan dengan khidmat dan menatap muka suaminya itu.
“bergembiralah wahai sumaiku, demi Tuhan yang jiwa Khadijah di dalam tangan-Nya, saya harap engkaulah yang menajadi nabi bagi umat ini”.
Kata Khadijah
“Allah tidak akan mengecewkan engkau, bukankah engkau selalu bertakan benar yang selalu memperhubungkan silahtirurrahmi, dan bukankah engkau yang senantaisa menolong anak yatim, memuliakan tamu dan menolong setiap orang yang ditimpa musibah dan kesengsaraan ? kata Khadijah lagi yang menentramkan hati suaminya
Setelah itu, khadijah pergi kerumah anak pamanya yang bernama Waraqah bin Naufal untuk menceritakan peristiwa yang terjadi pada Muhammad.
“Quddus, demi Tuhan yang jiwa Waraqoh ada di tangan-Nya jika engkau membenarkan aku , hai Khadijah, sesungguhnya telah datang kepadanya petunjuk yang Maha Besar, sebagaimana yang pernah datang kepada nabi Musa as, dia sesungguhnya akan menjadi Nabi bagi umat kita ini” kata Naufal setelah mendengar cerita khadijah tersebut.