Evolusi mencakup berbagai macam fenomena: dari munculnya garis keturunan, kepunahan massal, hingga evolusi bakteria yang tahan terhadap antibiotik di rumah sakit-rumah sakit saat ini. Namun, dalam lingkup biologi, asal usul kehidupan merupakan bahasan khusus karena hal ini menunjuk pada sebuah pertanyaan dasar yaitu “darimanakah kita (dan semua makhluk hidup) berasal?”
Banyak bukti-bukti yang membantu menjelaskan asal usul kehidupan: fosil kuno, penentuan usia dengan radiometri, filogenetik dan unsur organisme modern, dan bahkan eksperimen. Namun, karena bukti baru terus menerus ditemukan, hipotesis tentang asal usul kehidupan dapat saja berubah atau diperbaiki. Penting untuk diingat, bahwa perubahan dalam hipotesis ini adalah bagian normal dari proses ilmu pengetahuan dan ini tidak berarti dasar teori evolusi mengalami perubahan juga.
Dengan ini, kamu bisa mempelajari lebih lanjut tentang hipotesis penting mengenai kapan, di mana dan bagaimana asal usul kehidupan dan mengetahui bagaimana para peneliti mempelajari kejadian yang terjadi jauh di masa lampau.
Bukti menunjukkan bahwa kehidupan pertama kali berevolusi sekitar 3,5 miliar tahun yang lalu. Bukti ini diambil dari mikrofosil (fosil yang terlalu kecil untuk dilihat tanpa bantuan mikroskop) dan struktur batuan purba di Afrika Selatan dan Australia yang disebut stromatolit. Stromatolit diproduksi oleh mikroba (kebanyakan adalah cyanobakteria yang berfotosintesis) yang membentuk lapisan mikrobia dan menahan lumpur; seiring waktu, lapisan lumpur/mikroba ini dapat membentuk struktur batuan berlapis – yaitu stromatolit.
Stromatolit masih terus diproduksi oleh mikroba sampai saat ini. Stromatolit modern ini tampak sangat mirip dengan stromatolit purba yang memberikan bukti dari kehidupan paling awal di Bumi. Stromatolit modern dan purba memiliki bentuk yang sama dan, saat dibandingkan, keduanya menunjukkan pembentukan lapisan yang sama oleh bakteria kecil di dalamnya. Mikrofosil dari cyanobakteria purba kadang-kadang masih dapat ditemukan di antara lapisan ini.
Peneliti menjelajahi beberapa lokasi paling mungkin dari awal asal usul kehidupan, termasuk kolam pasang dan sumber air panas. Namun, baru baru ini beberapa peneliti telah mempersempit lokasinya dan berhipotesis bahwa asal usul kehidupan dimulai di dekat lubang hidrotermal laut dalam. Kimia yang ditemukan dalam lubang ini dan energi yang dimilikinya dapat mendorong terjadinya banyak reaksi kimia yang dibutuhkan untuk evolusi kehidupan.
Terlebih lagi, dengan menggunakan rangkaian DNA dari organisme modern, ahli biologi untuk sementara telah melacak nenek moyang dari semua kehidupan pada mikroorganisme air yang hidup di temperatur sangat tinggi – sebagai kandidat paling cocok untuk penghuni lubang hidrothermal! Meskipun beberapa bukti mendukung hipotesis bahwa kehidupan dimulai di dekat lubang laut dalam, hal ini masih terlalu dini untuk disimpulkan: penyelidikan terus dilanjutkan dan mungkin saja akan mengarahkan kita ke tempat lain yang mungkin menjadi tempat asal usul kehidupan.