Saat Sony Ericsson pertama kali mengumumkan smartphone Aspennya, sebuah ponsel dengan software Windows Mobile 6.5.3, di awal Februari 2010, pertanyaan yang muncul di benak kita adalah apakah ponsel dengan keyboard QWERTY ini akan bisa mencapai kejayaan sebelum Microsoft mengeluarkan Windows Phone 7 miliknya di akhir tahun nanti. Lima bulan setelah peluncuran Aspen dan mendekati kemunculan Windows Phone 7 itu, kesempatan emas bagi Aspen rasanya semakin kecil. Apakah ponsel berkombinasi touchscreen/keyboard dengan bentuk candybar ini mampu meyakinkan pembeli dengan aspirasi hijaunya?
Apabila bagian belakang ponsel ini tidak terlalu mengagumkan karena ketidaknyamanannya dalam proses melepas baterai dan mengakses slot kartu SIM, bagian depannya cukup menjanjikan. Tampilan layar sentuh 2,4 inci – dilengkapi dengan stylus – membuatnya cukup nyaman digunakan tanpa harus menggunakan keyboard. D-padnya tangguh dan seimbang, begitu juga dengan tombol utama di sekitarnya. Keyboard QWERTYnya sendiri cukup nyaman dan tampak kokoh. Meskipun belum sekuat BlackBerry, tapi ponsel ini lebih baik dari ponsel dengan keyboard geser di smartphone lainnya.
Tampilan layarnya cukup memuaskan namun tidak luar biasa, menawarkan resolusi 320 x 240 dan kedalaman warna 65.000. Kecerahan layarnya tidak sebagus gadget Windows Mobile yang pernah ada, dan pilih default skin Sony Ericsson juga tidak banyak membantu. Butuh banyak perbesaran gambar jika ingin melihat halaman web secara penuh. Sistem operasi Windows Mobile juga dikenal tidak cukup intuitif dibanding pesaingnya iOS, Android atau webOS.
Konektivitas ponsel ini ditunjang dengan dualband UMTS/HSPA (900/2100) dan quadband GSM/EDGE. Ada juga WiFi b/g, Bluetooth dan port microUSB, bersama dengan slot microSD (kapasitas hingga 16GB) dan A-GPS. Headphone 3.5mm kompartibel dengan semua jenis headset dan layanan A2DP membuatmu bisa menggunakan headphone Bluetooth juga.
Kamera 3.15 megapixel milik Aspen tidak memilki auto fokus dan flash, sedangkan fitur lainnya tidak mengecewakan. Jepretan dalam cahaya normal cukup memuaskan. Jepretan dalam ruangan, terlihat bergaris-garis namun pencahayaannya cukup baik. Secara umum, kemampuan fotografi Aspen cukup biasa saja dan tidak berada di atas rata-rata.
Daya tahan baterai Aspen cukup mengagumkan. Hal ini didukung dengan tampilannya yang cukup kecil, sehingga penggunaan energinyapun dapat diminimalisir, dengan penggunaan normal baterai akan bertahan hingga dua hari. Sony Ericsson sendiri memperkirakan daya tahan baterai sanggup bertahan untuk 8 jam panggilan atau 600 jam standby. Meskipun terdengar tidak mungkin, tapi pengalaman membuktikan bahwa Aspen benar-benar bisa diandalkan.
Meskipun begitu, slogan yang dibawa oleh Aspen – “GreenHeart” merk yang earth friendly – dapat membawa banyak peminat, walaupun namanya tidak bisa mengalahkan merk lain dari perusahaan yang sama, XPERIA, ponsel berbasis Android. Aspen bukanlah ponsel yang buruk, tapi tidak juga memiliki fitur yang bisa membedakannya dari produk-produk sejenis. Jika kamu – atau koleksi softwaremu – menyukai Windows Mobile, memprioritaskan kinerja dan daya tahan baterai diantara kelebihan lain, dan menyukai kombinasi keyboard dan touchscreen, maka Aspen bisa memuaskan keinginanmu.
Title : Review Sony Ericsson Aspen
Description : Saat Sony Ericsson pertama kali mengumumkan smartphone Aspennya, sebuah ponsel dengan software Windows Mobile 6.5.3, di awal Februari 2010...