Siapa yang tidak kenal Pantai Kuta di Bali? Pantai yang terkenal dengan pasir putihnya membentang sepanjang 1500 m, keindahan panoramanya, ombaknya yang menjadi favorit bagi para surfer dari berbagai penjuru dunia dan tentunya panorama sunset yang indah ketika senja tiba. Sebagian besar orang kalau berlibur ke Bali pasti tidak pernah luput untuk mengunjungi pantai Kuta yang hanya berjarak 1,5 km dari Bandara Internasional Ngurah Rai, dan hanya 20 menit dari pusat kota Denpasar.

Selain keindahan panoramanya, keindahan pantai kuta didukung dengan letaknya yang strategis karena dekat dengan pusat kota sehingga memudahkan para turis untuk mengunjunginya. Berjejernya cafe kelas atas seperti Hard Rock dan juga restoran yang menyajikan makanan khas Bali juga menambah daya tarik pantai ini. Keindahan pantai ini seakan-akan menjadi magnet tersendiri bagi wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Bahkan saking seringnya wisatawan mana ini berlibur ke Bali, banyak yang beranggapan bahwa Indonesia itu terletak di dalam pulau Bali. Padahal faktanya justru berlawanan.
Tapi seiring dengan berjalannya waktu, keindahan yang dahulu terpancar seakan sirna oleh banyak sampah yang berserakan di sepanjang pantai Kuta. Pantai Kuta sekarang ini tak ubahnya seperti tempat pembuangan akhir Bantargebang di Jakarta. Pantainya yang dulu putih bersih kini sudah tertutup oleh sampah. Ombak yang menerpa tepian pantai ini seakan membawa datang hanya untuk kiriman sampah. Sampah yang terdampar di pesisir pantai Kuta ini cukup beragam jenisnya mulai dari sampah plastik, botol bekas air minum, bungkus makanan, cabang kayu, daun kelapa, pohon kelapa dan rumput-rumput laut. Semua jenis sampah itu bercampur aduk dan meninggalkan pemandangan yang tidak elok di pandang mata. Banyaknya sampah tentu saja membuat wisatawan merasa terusik keberadaannya karena merasa risih dan jijik. Tapi di lain hal, banyaknya sampah tersebut merupakan berkah tersendiri bagi para pemulung yang mengais rejeki dari sampah-sampah tersebut. Mereka mencari plastik dan botol yang dapat dijual kembali. Tiga karung sampah dapat mereka angkut setiap harinya.
Banyaknya sampah yang terdampar ternyata tidak mengurangi niat para wisatawan untuk berkunjung meskipun hanya sekedar untuk berjemur dan berselancar. Meskipun tidak dapat dipungkiri jumlah pengunjung kian hari kian menurun.
Adanya penumpukan sampah yang sudah tak terhitung lagi jumlahnya itu membuat pihak dari Dinas Kebersihan Kabupaten Badung ini menurunkan alat berat hingga 3 sekaligus dan juga puluhan petugas kebersihan untuk membersihkan pantai dari tumpukan sampah. Meskipun demikian, penumpukan sampah tetap terjadi dikarenakan sampah yang menumpuk terlalu banyak dan juga adanya sampah yang terbawa oleh ombak sehingga terdamparnggung dipesisir pantai.
Keadaan pantai Kuta yang semakin tidak terawat ini sebenarnya merupakan tanggung jawab bersama, bukan semata tanggung jawab dari dinas kebersihan setempat. Melainkan tanggung jawab dari para penduduk setempat dan para pengunjung baik itu yang berasal dari turis lokal maupun mancanegara. Para semua pihak harus sadar akan pentingnya menjaga kebersihan pantai demi terjaganya keindahan pantai sehingga nantinya semua pihak diuntungkan. Kesadaran itu dapat dimulai dengan mulai tidak membuang sampah sembarangan. Namun jika kesadaran yang meskipun secuil itu tidak dimulai dari sekarang maka jangan berharap Pantai Kuta akan kembali indah seperti sedia kala.
Title : Pantai Kuta : Eksotika Menawan pulau Dewata
Description : Siapa yang tidak kenal Pantai Kuta di Bali? Pantai yang terkenal dengan pasir putihnya membentang sepanjang 1500 m, keindahan panoramany...