• About
  • Sitemap
  • Kontak Saya
  • Margahayuland
Kata Mutiara Bijak | Puisi Cinta | Foto Lucu | Rumput Liar

Kumpulan Kata Mutiara Bijak | Puisi Cinta | Gambar dan Video Lucu | Foto Unik | Cerpen Cerita Remaja Romantis | Game online | Serta Info Terbaru dan Teraktual Lainnya

Diberdayakan oleh Blogger.
  • Home
  • Permainan dan Game
  • Kumpulan video
  • Kumpulan Gambar
  • Kalam Mutiara Cinta
  • Paling Lucu
Home » Cerita cinta » Cerpen Cinta : TELECINTA

Cerpen Cinta : TELECINTA

Cerpen cinta dan biasan memory selalu ada dalam perjalanan manusia. Sepenggal kisah dibawah ini semoga menginspirasi anda sekalian yang membacanya.

Sudah sekitar dua jam Roman menunggu hujan reda. Mondar-mandir di depan kelas. Hampir sekolah sudah kosong, yang beberapa cleaning service dan staf tata usaha bersliweran di sekitar sekolah. Sesekali Roman menengadahkan tangannya, dibawah hujan.”Masih cukup deras” gumamnya dalam hati. Saat ia berbalik ingin menuju kelas tiba-tiba didepannya seorang cewek berdiri dan tersenyum melihatnya.

“Pasti nunggu hujan reda ya?” Tanya Karin.
“Ih siapa bilang? Aku tu nunggu hujan berhenti, tau!” Jawab Roman tak mau kalah.

Seperti sudah ada yang mengarahkan mereka mengambil tempat duduk di depan kelas, menunggu berhentinya hujan. Roman dan Karim sudah bersahabat sejak SD, tapi saat mereka duduk di bangku SMP mereka sempat terpisahkan karena Ayah Karin yang di pindah tugaskan di Maluku Utara. Dan kini mereka di pertemukan kembali di masa-masa remaja mereka. Persahabatan mereka tidak ada yang berubah, saling tukar cerita, saling bercanda, bermain bersama, bahkan menangis bersama saat nonton acara telenovela.

Dua insan yang unik, zaman sudah serba modern, film sudah banyak yang menyuguhkan drama-drama remaja, buku-buku novel dan komik cukup mudah untuk di capai. Tapi Roman dan Karin tetap satu pilihan, hiburan paling menyenangkan adalah menonton telenovela dikamar, dengan cemilan sekresek dan minumam botol berukuran 1 liter.  Dan aktifitas itu mereka jalankan saat waktu luang dan liburan.

~~***~~

Semester pertama di kelas XII sudah berakhir. Memasuki semester kedua yang berarti memasuki fase keseriusan menuju ujian kelulusan. Para siswa sibuk mempersiapkan persiapan menyambut ujian nasional, mulai dari berlomba-lomba membeli buku yang berjudul “Sukses Ujian Nasional dan ujian SNMPTN” sampai bersusah payah merayu-rayu guru agar diberi nilai bagus. Semua itu menjadi pemandangan setiap akhir semester kelas XII .

“Roman.” Panggil Siska, teman sekelas Roman yang sering memberi perhatian lebih. Saking lebihnya sampai enggak ada kembaliannya. Roman tidak pernah membalas perhatian yang selalu Siska lontarkan.
“Ada apa Sis? Loe kalau mau belajar enggak usah ngajak gue, it’s just vain. I’m not interested. “ Roman tetap berjalan tak menghiraukan Siska brbicara.

“Enggak Man, gue enggak mau ngajak loe belajar, ogah juga gue belajar, tapi…” Siska ragu mengucapkan kata-katanya. Hampir ia mengucapkan, keburu Karim datang yang langsung nerocos menceritakan cerita film telenovela yang baru ia beli kemarin.
“Seru banget Man, loe pasti terpesona tuh sama jalan ceritanya.Terus nih ya sebenarnya ada lagi tu film yang bagus tapi gue enggak ada duit, nah….”

“Karin diem loe.” Teriak Siska. Karin dan Roman saling pandang.
Karin mendekatkan wajahnya ke telingan Roman dan berbisik “Sejak kapan  biawak ini ngikutin loe?” Roman dan Karin cekikikan enggak jelas, membuat Siska merasa tersindir.
“Ok, sekarang gue serius Man, sabtu malam gue ajak loe dinner, gue tunggu loe di Café jam 7 malam. Huh.” Siska menghentakkan kakinya dan pergi meninggalkan Roman dan Karin.

Setelah sosok Siska udah enggak kelihatan lagi, Roman dan Karin ngakak enggak ketulungan. Sejak kelas X Siska selalu berusaha mengejar Roman, dan sempat pacaran selama 2 minggu, tapi Siska enggak tahan gara-gara setiap malam minggu di ajak nonton telenovela  di laptop kakaknya. Ngebosenin. Tapi tetep aja Siska masih ngejar-ngejar Roman.

“Kayanya bakal ada yang balikan nih?” Karin melirik kea rah Roman.
“Cantik sih iya, pinter apa lagi, energik, suka basket, makan geratis tiap hari sudah pasti tertunjang, perhatian iya. Perfect banget kan dia? Dan itu Tipe gue banget.” Roman membayangkan kecantikan Siska.
Terlihat sedikit semburat tak bercahaya diwajah Karin. Hening. Bukan tempat Karin suasana hening ini.”Terus kenapa loe putus sama dia? Bahkan loe ngejauhin dia banget, You have knew her, right?” Karin meyakinkan Roman.

“Masalahnya Cuma satu Rin, dia illfil ngeliat hobi gue, dia enggak kaya kamu yang suka ngebanyol tentang telenovela  dan gue enggak bisa sama orang kaya gitu. “  Tidak ada sahutan dari Karin.
“Oh ya, bokap loe kan baru pulang tu dari Aussie, masak loe kagak mau beliin tu film baru sih? Apa judulnya?” Pinta Roman.
“La tormenta. Ok gue beliin film itu senin depan.” Karin beralih berdiri dihadapan Roma.
“Serius loe?” Mata Roman berbinar menatap sahabatnya itu.
“Tapi dengan satu syarat.” Karin melenggok-lenggokan telunjuknya di depan wajah Roman.
“Apa? Apa syaratnya, pasti gue bisa nih ngelewatin syarat loe. “ Roman tertawa bangga.
“Dateng ke dinnernya Siska, terus ajak dia Dansa.” Karin tertawa sinis, ia tau bahwa sahabatnya itu tidak bisa berdansa dan memang tidak suka berdansa.

“Loe udah tau kalau gue enggak suka dansa, loe…loe…wah loe parah Rin, syaratnya yang lain napa?” Wajah Roman berubah cemas.
“Loe mau enggak telenovelanya?” Karin berjalan menjauh dari Roman yang kebingungan.
“Ok.gue terima tantangan loe. “ dengan lantang Roman berteriak.
~~***~~
Sabtu pun tiba, tidak hanya Siska yang tidak sabar menunggu hari Sabtu ini, Roman dan Karin pun ikut tegang saat mereka merasa memasuki hari Sabtu.”Loe siap Man?” Tanya Karin dengan senyumnya yang manis. Roman tidak menjawab dia hanya celingukan enggak jelas. Karin tertawa kecil melihat ekpresi cowok disampingnya itu. Tiba- tiba Siska melintas disamping Karin dan Roman duduk. Ia melirik ke arah Roman dan tersenyum manis. Roman salah tingkah di buatnya, sedangkan Karin memasang wajah masam.   

Malam pun tiba, Roman sudah siap dengan kemeja pendek, putih bergaris, dan celana panjang resmi dengan sepatu kets yang cukup keren. Roman dan Karin berangkat bersama, disana Karin memastikan tantangan yang diberikan tanpa sepengetahuan Siska. Di meja paling tengah Siska duduk dengan anggunnya, menggunakan gaun Ungu, dan tatanan make up yang mempesona. Ia menyambut kedatangan Roman dengan seulas senyum dari bibirnya yang terbalut lipstick merah muda.

Dan ternyata enggak hanya senyuman aja yang diberikan kepada Roman, tapi cium pipi pun tak segan Siska berikan. Dari kejauhan Karin melihat pemandangan itu membuang muka dan memejamkan mata dalam-dalam. “Ini bukan mau gue” gumamnya dalam hati.

Karin sudah merasa jenuh, melihat Siska dan Roman dinner romantic dikelilingi pemain music dengan cahaya lilin. Sedangkan Karin duduk di pojok café dan sudah menghabiskan 2 cangkir cappuccino. Saat yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Roman dengan gaya gagahnya mengajak dansa gadis yang ada didepannya. Dengan lantunan music classic, Siska dan Roman menikmati gerakan demi gerakan. Bukan bangga atau pun kecewa yang ada dibenak Karin, tapi rasa pedih yang entah itu datangnya dari mana. Di tambah dengan adegan Roman menundukan kepalanya dan wajahnya hampir bersentuhan dengan wajah Siska. Karin tak sanggup melihat itu semua, secepat kilat ia berlari keluar meninggalkan keromantisan dalam café berlangsung dengan nikmat.

Jantung Siska serasa hampir meledak, ia memejamkan matanya, senyumnya terpasang sedari tadi. Perlahan wajah Roman mendekat, dan semakin dekat, samapailah wajah mereka sedekat 3,5 cm. heran Roman melihat Siska yang terpejam mematung tak berkutik, lirih Roman berbisik “ Thanks berat ya buat malam ini, tanpa loe, gue enggak bakal dapat film telenovelaterbaru.”

Mata Siska terbelalak. Mereka pun saling melepasakan pegangan dan menjauh. Tanpa pamit Roman berlari menuju tempat duduk paling pojok yang tadi di huni sama Karin, tapi Roman tidak menemukan Karin disana, ia hanya menemukan CD Telenovela pesanannya. Ia tak sabar menonton, dengan sigap ia berlari keluar. Tapi sebelum ia melangkah menuju pintu keluar, Roman memperlihatkan CD terbarunya itu kepada Siska dari kejauhan.”Thanks, Sis. Adegannya seru abis. “ Teriak Roman yang di iringi gelak tawanya.

“Romaaaaannnn…. Gue benci eloo…enggak nyangka loe setega itu jadiin gue tarruhan buat ngedapeti film murahan itu. Iuhhh…” Teriak Siska dengan amarah yang memuncak. Ia marah-marah enggak jelas, semua pemain music ia Usir dari wilayah tempat duduknya.
~~***~~
Satu minggu setelah kejadian di café itu Karin sangat sulit di temui. Ramon tetap bersikap biasa saja, walau Siska memberikan tatapan sinis, malah itu menjadi titik kebebasan Roman dari kecentilan Siska. Yang bikin enggak tenang, Karin susah diajak ngomong dan sulit diajak nonotn atau diskusi tentang cerita-cerita telenovela itu.

Sepulang sekolah Roman melihat Karin duduk sendiri di samping gerbang sekolah. Kesempatan Roman buat bicara sama Karin. “Susah juga nyari kamu, kaya nyari kutu di bulu domba. Hehehe” Roman nyengir, tapi ekspresi Karin tetap sama. Netral. “Eh filmya, suer bagus banget, loe blm nonton kan? Besok gue bawain deh, atau gue mau certain sekarang? Ok gini…”

“Sorry Man, gue lagi mau focus sama ujian, soal telenovela , aku enggak mau nonton.”
“o..okay mungkin sabtu besok kita bisa ketemu buat..”

“Enggak bisa juga Man, temui gue setelah pengumuman lulus di rumah. “ melihat mobil pribadi Karin sudah datang, Karin bergegas meninggalkan Roman yang terpatung tak berkutik. Ia membayangkan hari-harinya tanpa canda tawa Karin, tanpa cerita telenovela , dan tanpa sapa padahal mereka ada. Mau tidak mau Roman menerima tawaran itu. Karena demi kebaikan dan kesuksesan ujian meeka.
~~***~~
Jam 08.00 pagi para siswa yang dinyatakan lulus sebagian datang kesekolah untuk merayakan kelulusan mereka. Roman dan teman-temannya sibuk coret sana coret sini, berfoto bareng, makan-makan bareng, sampai jam 11 siang Roman baru ingat sama janji terakhirnya sama Karin. Ia berpamitan dengan teman-temannya di parkiran ia di jegat segerombol teman-teman Siska yang mengajak foto bareng. Roman tak bisa menolak, karena mereka memaksa Roman.

Sampai di rumah Karin jam menunjukan pukul 12.30. Sepi keadaan rumahnya. Roman mengetuk pintu rumah Karin berkali-kali tapi tetap tidak ada jawaban. Ia putus asa. Roman duduk di tangga depan rumah Karin, ia menyesali ingatannya sendiri. “Pasti ada yang mau disampaikan nih, tapi kenapa enggak ada orang.”
Dari samping rumah mbok Yan pembantu Karin keluar membawa sapu, dan peralatn pembersih lainnya. Kaget melihat Roman tiba-tiba duduk disana. “Mas Roman? Kok baru datang? Mbak Karin sejak pagi nunggui mas Roman tau.”

“Serius mbok? Terus Karinnya sekarang mana?” Tanya Roman tak sabar.
“Ya sudah berangkat mas.”
“Berangkat? Berangkat ke mana mbok? Aaa jangan bilang berangkat sekolah. Kan udah kagak sekolah lagi. Hehe”

“ya enggaklah mas, mbak Karin kan di terima di Universitas di Australia mas, masak Mas Roman enggak tau?”

“Masalahnya Karin enggak pernah cerita mbok, udah 3 bulan terakhir kemarin kita enggak sling ngobrol. Kok bisa dia ke Aussie? Bukannya dia pernah bilang ke aku kalau dia pengen kuliah di ITB?”
“Ayah dan ibu nya mbak Karin juga heran mas. Oh yam as ada titipan nih dari mbak Karin. “
“Apa mbok?” Mbok yan segera masuk rumah untuk menganbil titipan dari Karin.
“Ini mas, dan ini surat yang ditulis mbak Karin tadi pagi.” Tanpa memperdulikan barang yang dikasih, Roman langsung membuka lipatan kertas putih itu, dan membaca isi suratnya.

Menetes air mata Roman saat membaca surat itu. Mbok Yan merasa penasaran dengan isi suratnya. “Apa mas yang Mbak Karin bilang.” Ternyata pada saat di café itu Karin sudah merasakan hawa cemburu, dan semakin hari rasa itu ada, menjalar hingga ia tidak bisa membendung perasaannya sendiri. Sebenarnya Aussie bukan tempat pilihannya, tapi itulah jalan satu-satunya untuk bisa melupakan perasaan sukanya terhadap Roman.

Karena Karin merasa ia tidak pantas untuk Roman, dan tak ada respon juga dari Roman. Ia tak pernah berharap, saat Karin kembali ia mendapati Roman masih sendiri. Tapi ia berjanji akan pulang dengan status lajang.
~~***~~
4 tahun berlalu. Roman sudah menyelesaiakn study S1 Sistem Informasinya. Dan ia bekerja di sebuah perusahaan International. Suatu pagi ia mendapat undangan pernikahan dari temannya.
“Man, Man, terus loe mau kapan? Sebagian teman-teman udah nikah, sebagian lagi udah tunangan, dan beberapa dari mereka udah pacaran. Loe kaya anak cupu aja ya, padahal cewe-cewe cantik banyak yang ngedeketin loe, tapi masih aja loe nikmat dengan kesendirianmu. “ Ucap Toni, teman sekantor Roman.

“Biarin dah mas, aku kan disini baru jalan 6 bulan, aku focus dulu ke kerjaan baru entar nyari cewek. “ Sanggah Roman.  Mereka berjalan berdua menuju ruang bos untuk mendapat panduan kerja hari ini. Roman dan Toni di utus untuk menjemput rekan bos yang baru pulang dari Taiwan, dan mengantarkan rekannya itu berkeliling ke penjuru kota. Istilahnya Roman dan Toni menjelma menjadi guide.

Di Bandara Roman bersemangat menunggu tamunya datang, sedangkan Toni hanya menunggu di mobil. Keasyikan mendengarkan lagu, akhirnya tertidur juga ddalam mobil. Sedangkan di dalam bandara Roman melihat wanita cantik nan anggun, dengan sikap jalan yang tegap, dan wajah yang sepertinya tidak asing di mata Roman. Semakin dekat wanita itu semakin kencang degub jantung Roman.

“Selamat siang?” Sapa wanita itu.
“Se…se..selamat siang…An.. Anda Miciko Krinda Kyuko?” Tanya Roman terbata-bata.
“Betul sekali pak Roman. Dan sepertinya Anda mengenal saya dengan baik.”
“Karin? Loe beneran Karin sahabat gue kan?”
“Ya iyalah, masak loe lupa sama nama gue?”
“Sumpah, gue engak percaya, tapi kenapa bisa serumit ini ceritanya?”

Karin menyelesaikan Study industry di Australia setengah tahun yang lalu. Sembari kuliah Karin juga membangun usaha di Taiwan, kebetulan bosnya Roman adalah sahabat dekat Ayah Karin, dan ada prospect bisnis yang akan mereka bicarakan. Tadinya Karin pengen di jemput Bos langsung, tapi saat mendengar nama Roman, ia meminta Roman yang menjemputnya.

Tanpa memberitahu Toni Roman dan Kari menuju pantai terdekat menggunakan taksi. Mereka sudah seperti pasangan kekasih yang bertahun-tahun berpisah dan kini saatnya melepas rindu.
“Gue kesini mau nepatin janji gue juga. See, gue masih lajang. Gue, belum menemukan yang cocok.” Karin mengawali percakapan.

“Dan entah kenapa, rasanya hatiku menunggu sesuatu , jadi sampai sekarang gue juga belum laku.” Celoteh Roman.”Rin, gue enggak mau ngasih clue apa-apa, gue mau jujur, gue bener-bener kehilangan loe, sejak kita tak bicara lagi. Dan jujur gue nyesel banget saat gue enggak nepatin janji gue setelah kelulusan itu.”
“masa lalu Man, enggak usah di inget-inget yang ada jadi empet. Ngomongin tu ya Masa depan kek, loe mau nikahin gue kapan kek.”

“Bener banget Rin, gue enggak mau nyesel ke dua kalinya. Loe udah siap belum buat jadi masa depan gue? “

“Loe fikir gue kuburan? Masa depan loe ya kuburan tu, alam sana. Hehehe.” Karin terkekeh.
“Serius donk Rin, gue kira 4 tahun di luar negeri loe bakal jadi wanita beneran.”
“Maksud loe?” Karin melotot.
“Jadi?” Tanya Roman.

“Gue siap ngedampingin elo menuju masa depan loe, dengan  ketulusan  dan keikhlasan merangkul, mendekap seluruh kasih sayang loe. “ Senja sore itu menjadi saksi pengikat resmi cinta Roman dan Karin. Bukan hubungan yang langgeng terus baru meresmikan cinta mereka, tapi peresmian secara hukum dan syariah untuk menuju kelanggengan cinta yang mereka pilih.

Kumpulan cerpen cinta : Memories of UKS | Kisah cinta dan Romansa SMA
Posted by Mawar Senja on Jumat, 01 Maret 2013 - Rating: 4.5
Title : Cerpen Cinta : TELECINTA
Description : Cerpen cinta dan biasan memory selalu ada dalam perjalanan manusia. Sepenggal kisah dibawah ini semoga menginspirasi anda sekalian yang me...
Posting Lebih Baru
Posting Lama
Beranda
  • Tweet
  • Pin It!


Kategori

  • All About Islam (37)
  • Aneka Flora Dan Buah (16)
  • Bisnis Anda (25)
  • Cerita cinta (14)
  • Cerita cinta dan motivasi (18)
  • Edukasi dan Akademis (185)
  • Hardware (27)
  • Kesehatan Anda (86)
  • Kumpulan Puisi (88)
  • Kumpulan gambar (63)
  • Pernik dan Unik (103)
  • Teknovarian (79)

Baru Melintas

Sering Dibaca

  • Kata Kata Mutiara Penyejuk Hati
    Kata-kata mutiara   nan bijak dalam balutan warna indah dan bunga bahasa yang elok tentulah akan sangat mudah membuat hati menjadi cer...
  • Gambar Kata Kata Indah Mutiara Bijak
    Gambar kata kata merupakan sebuah gambar yang berisi dengan kata kata tertentu. Kata kata yang ada bisa berupa saran, kritikan, kata kata ...
  • Game Online : Permainan Terbaru Paling Seru
    Game online paling lengkap, terbaru, lebih variatif dengan beragam pilihan permainan online yang pastinya lebih menarik. Temukan lebih b...
  • Kata Mutiara Cinta : Sejatinya Sebuah Ketulusan
    Lantunan  kata kata mutiara  cinta memang teramat sering menghipnotis kita. Alunan nada yang begitu memikat, disertai indahnya bait-bai...
Copyright © 2013 Kata Mutiara Bijak | Puisi Cinta | Foto Lucu | Rumput Liar - All Rights Reserved
Design by Mas Sugeng - Powered by Blogger