Budaya sunda adalah salah satu budaya tertua di Nusantara, yang menjadi salah satu kekayaan budaya bangsa yang harus terus dilestarikan. Adat istiadat budaya Sunda hidup dan tumbuh berkembang dalam kehidupan masyarakat Sunda yang dikenal menjunjung tinggi sopan santun, religious dan sangat spiritual. Terlihat dari karakter masyarakatnya yang ramah, murah senyum, menghormati orang yang lebih tua. Di beberapa daerah yang masih memegang erat adat istiadat Sunda, untuk berbicara kepada orang yang lebih tua diharuskan untuk menggunakan bahasa halus.

Dalam budaya Sunda, terdapat ajaran cageur/waras, bageur/baik, singer/sehat dan kuat, serta pinter/cerdas. Budaya Sunda juga mengajarkan silih asih, silih asah dan silih asuh, yaitu saling mengasihi dengan menjunjung tinggi sifat welas asih, saling menyempurnakan melalui pendidikan, dan saling melindungi dan menjaga keselamatan. Masyarakat Sunda diajarkan mengamalkan jalan menuju keutamaan kehidupan. Keselarasan hidup dengan alam atau yang dikenal dengan istilah Sunda Wiwitan adalah kepercayaan spiritual tradisional yang berkembang didalam masyarakat Sunda. Pada budaya Sunda, keseimbangan magis dan spiritual tetap dijaga seimbang dengan mempertahankan upacara-upacara adat.
Budaya Sunda memiliki kesenian yang masih dapat kita jumpai saat ini. Seperti “Sisingan” atau tarian kesenaian khas sunda dengan menggunakan 2-4 boneka berwujud singa yang diusung oleh beberapa pemain sambil menari. Sisingan biasa digunakan dalam acara khitanan. Adapula “Wayang Golek” yang berupa boneka kayu yang memiliki karakter tersendiri dalam cerita yang dimainkan oleh seorang dalang dalam sebuah kisah perwayangan. Tarian “Ketuk Tilu” yang memiliki ciri khas pada alat musik yang mengiringi tarian, yaitu berupa alat musik tradisional berjumlah 3 buah yang dimainkan dengan cara diketuk. Tarian khas Sunda yang terkenal lainnya adalah Jaipong. Tarian ini jaman sekarang bukan hanya dimainkan oleh masyarakat Sunda, tapi juga oleh berbagai lapisan masyarakat.
Budaya Sunda memiliki alat musik khas seperti rampak kendang yang terdiri dari beberapa kendang yang dimainkan secara bersamaan, suling, kecapi, gong, calung dan angklung. Angklung sendiri saat ini sudah dikenal di seluruh dunia dan menjadi salah satu warisan budaya Indonesia.
Selain tarian dan alat musik tradisional, budaya Sunda juga memiliki satu kesenian unik, yaitu Kuda Renggong. Kuda Renggong atau juga dikenal dengan nama Kuda Depol adalah kesenian unik budaya Sunda yang berasal dari Sumedang dan Karawang yang digunakan dalam acara sunatan. Kesenian ini menggunakan seekor kuda, dimana kuda ini akan dihias dengan warna-warna cerah, dan sang anak yang akan disunat dinaikkan keatas punggung kuda tersebut lalu diarak keliling kampung.
Upacara perkawinan dalam budaya Sunda juga memiliki keunikan tersendiri. Dimana pihak keluarga calon pengantin pria melamar pujaan hatinya kepada pihak keluarga dengan membawa sirih pinang lengkap, uang, seperangkat pakaian sebagai pameungkeut/pemikat. Sebelum pelaksanaan akad, ketika calon pengantin pria akan memasuki ruangan, ia akan disambut oleh calon ibu mertuanya dengan mengalungkan rangkaian bunga melati lalu diapit masuk. Setelah akad nikah dilaksanakan, kedua pengantin akan didudukkan bersama dan dinyanyikan pantun sawer, yang biasanya berisi nasehat dari pihak keluarga pengantin wanita, lalu ditaburi beras kuning.
Prosesi adat perkawinan dilanjutkan dengan Meuleum harupat yaitu pengantin wanita menyalakan harupat dengan lilin yang kemudian disiram dengan air dari kendi, dan harupat ini akan dipatahkan oleh sang pengantin pria. Kemudian sang pengantin pria menginjak telur, dan kakinya dicuci oleh sang pengantin wanita sebagai simbol berbakti kepada suami dalam kehidupan berumah tangga kelak. Dan dengan diiringi kalimat syahadat, kedua pengantin diiring menuju pelaminan.