Siapa yang menyangka bahwa bumi ini pernah diterjang oleh angin topan yang tergolong dahsyat untuk seukuran angin topan. Angin topan ini tergolong sebagai bencana alam. Dahsyatnya angin topan selain bisa menerbangkan pohon dan merusak rumah warga tak heran pula bisa menimbulkan korban jiwa yang berjatuhan. Seperti angin topan yang pernah terjadi pada 12 Oktober 1979 yang tergolong angin topan terdahsyat sepanjang sejarah. Angin topan ini menerjang daerah Pasifik dan sekitarnya.
Berdasarkan pantauan dari suatu lembaga pengawas cuaca yaitu NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration), mencatatkan kecepatan angin topan yang berhembus dikawasan Pasifik Barat itu mencapai 306 kilometer per jam. Angin topan itu muncul saat cuaca ekstrem yang saat itu menerjang daerah Pasifik. Kecepatan angin topan yang begitu dahsyat dibandingkan topan-topan lainnya menyebabkan angin topan jenis ini mendapat julukan Super Tip. Tekanan pusat pada topan jenis Super Tip itu sebesar 25,69 inci Hg.
Tekanan pusat yang begitu besar setara tekanan pada permukaan laut terendah pada bumi ini. Kedahsyatan kekuatan angi topan itu tergantung pada tinggi rendahnya tekanan udara. Semakin rendah tekanan udara, maka semakin tinggi pua intensitas kedahsyatan angin topan tersebut. Kekuatan angin topan yang besar ini juga memperngaruhi ukuran dari Super Tip ini. Hal itu terbukti dengan tekanan udara yang mencapai 25,69 inci Hg, ukuran angin Topan ini membentang seluas 2.200 km persegi. Luas angin topan ini sama dengan jarak dari kota Dallas ke kota New York. Seperti yang dikutip oleh Livescienc tentang pendapat NOAA yang mengatakan bahwa Super Tip ini mempunyai intensitas yang tak terdingi dan juga akan diingat oleh masyarakat karena ukurannya yang sangat besar.
Kedahsyatan Super Tip ini tidak hanya terjadi sekali, namun pernah terjadi di tahun-tahun berikutnya dengan nama yang berbeda. Seperti angin topan Wilma yang tercatat memiliki tekanan hingga mencapai 26,04 inci Hg yang terjadi pada tahun 2005. Angin topan Gilbert yang terjadi pada tahun 1988 dengan tekanan udara mencapai 26,22 inci Hg dan angin topan yang terjadi terakhir yaitu pada tahun 2005 yang disebut dengan Badai Katrina dengan tekanan udara mencapai 26,64 inci Hg. Umumnya angin topan ini lebih sering terjadi di wilayah negara Amerika Serikat.
Namun daerah lainnya seperti Kanada, Asia bagian timur, Amerika Latin, Afrika Selatan, negara-negara di Eropa seperti Italia, Australia dan New Zealand. Berdasarkan analisis dari Dierks John dan George Dunnavan, waktu itu pernah ada 40 pesawat mulik Angkatan Udara Amerika Serikat mencoba terbang mendekati angin topan Super Tip untuk melakukan misi percobaan pengamatan. Itu merupakan jarak terdekat untuk pemantauan angin yang pernah tercatat.
Kedahsyatan angin Super Tip juga pernah dirasakan akibatnya oleh masyarakat di daerah Jepang dan sekitarnya. Bisa dibilang Jepang merupakan negara yang paling hancur. Keganasan angin Super Tip ini perlahan-lahan lenyap di laut bagian selatan Jepang. Porak-porandanya Pulau Honshu yang merupakan pulau utama di Jepang ini tetap membekas selama satu dekade lamanya. Akibat dari terjangan angin topan ini sejumlah 86 orang tewas dan ratusan orang lainnya luka-luka.
Selain membawa korban jiwa, Super Tip ini merugikan Amerika Serikat dengan merubuhkan tangki yang digunakan sebagai tempat penyimpan bensin di markas Marinir Amerika yang terletak di Gunung Fujiyama. Rubuhnya tangki bensin itu menimbulkan ledakan dan kebakaran di lingkungan korps marinir tersebut. Akibatnya hanya satu orang tewas, dan puluhan lainnya mengalami luka-luka. Disisi lain dahsyatnya angin topan itu dapat mengayunkan bangunan pencakar langit dan jua manghancurkan lebih dari sekitar 20.000 rumah di Jepang.