Sederet
cerpen cinta sejati dalam rangkaian kalimat nan berseri. Seolah berusaha hadirkan gamangnya ungkapan-ungkapan tak jelas dalam pagutan bibir. Bisa saja sahabat jadi cinta, adakalanya berubah jadi segitiga yang mengharuskan berbagi pada tempat-tempat tak layak dalam hati. Selengkapnya simak cerpen cinta bagian I dari Minori Ashida dibawah ini :
Bel istirahat memekik
keseantero sekolah. Hampir semua siswa berhamburan keluar
kelas,termasuk siswa dikelasku. Mereka langsung menghambur keluar
hingga dalam sekejap ruangan kelas menjadi sepi. Hanya ada beberapa
siswa saja yang masih betah dikelas salah satunya aku. Entah kenapa
semenjak ada sms dari orang itu hari –hariku slalu saja dibikin
penasaran olehnya. Kubuka halaman novel yang sedang ku pegang berniat
untuk membacanya tapi sial aku nggak bisa konsentrasi sama sekali.
Nanda yang sedari tadi asyik ngemil mulai angkat bicara karena
cemilannya kini mulai habis.
“Ti…kantin yuk??” ajaknya.”Males
ah!” jawabku singkat. “ya..Ti, yok?gue laper nih? Jajan yuk?”
rengek Nanda sembari menarik tanganku.” Aduh Nanda gue kan lagi
baca!” elakku. “ah..lo dari tadi gue juga tau lo kan nggak baca ,
Cuma bolak balik halamannya doank kan?” Nanda mencari alasan. Aku
diam Perkataan Nanda memang benar.”uh..lo ini ,gue lagi nggak
mood!”ucapku jutek.”kenapa sich Ti, loe masih mikirin sms yang
gajebo itu?”tanya Nanda. Kuanggukan kepala ku.” Ya elah.. gitu
aja dipikirin, udah kita cabut yok? itung –itung cari angin!”
bujuk Nanda sambil menarik tanganku. Dengan terpaksa akhirnya aku
ikut juga.
Dikantin. Pada jam
istrahat kayak gini memang banyak banget orang di kantin. Aku sedikit
bete karena aku tipikal orang yang nggak suka keramaian. Nanda yang
memang kayaknya laper banget langsung meneyerobot menuju penjual
siomay. Perawakannya yang tambun membuat orang lain rela mendulukan
Nanda dari pada harus terjepit oleh tubuhnya, aku sedikit geli.
“bu…Siomay special !” pesan Nanda.Kemudian sedikit berteriak
kearahku “ woy..Ti, lo mu pesen apa?” aku tergugup. “sama!”
teriakku tertahan. Beberapa pasang mata memandang kearahku. Aku
sedikit nggak enak.
Untung tak lama Nanda datang dengan dua porsi
siomay special. Lalu kami pun berlalu dan memilih tempat yang agak
pojok. Kami pun menyantap siomay dengan hening. “ Ti, lo yang bayar
yach?” Nanda mulai bicara, “ loh kok gue?” aku kaget. “
ya..elo, inikan tanggal tua, lo tau kan dompet anak kos? Ortu gue
belom transfer lagi!” Aku membuat muka. “ayo dong putri salju!”
Nanda merayu dengan lebay “ apaan sih Nanda lenay banget.iya…iya
gue yang bayar deh!” aku ngalah.”gitu donk!” Nanda senang.
“Kenapa sich lo, hoby banget bilang putri salju?” Nanda
tersenyum.
Aku mengerutkan keningku. “ sory ya sebenernya, lebih
panter sich putri jutek, coz…lo tuh terlewat cool buat seorang
cewek. Tapi gue nggak tega bilang lo jutek coz, lo juga baek jadi
setelah menimbang akhirnya gue putusin panggil lo putri salju aza!”
jelas Nanda panjang lebar sambil di akhiri dengan senyum nakalnya.
Aku tersenyum geli ” kata lo, tadi gue kelewat cool? Maksudnya
apa?” Nanda tersenyum lagi “ ya..lo jutek banget sama cowok,
makanya cowok ogah deketin lo. Padahal banyak loh yang ngfans sama
lo?” Aku diam mendengar penjelasan Nanda yang menurutku mengada –
ngada. “ada – ada aza!” komentarku. “beneran kok!” ucap
Nanda semangat.
Aku nggak berkomentar. Ketika Nanda akan nyerocos
lagi tiba – tiba datang segerombolan anak – anak cowok tim basket
sekolah.”sst… Ti, gebetan lo dateng tuch!” bisik Nanda. “
hus… apaan sich lo!” timpalku.”yey pura –pura, itu si
Dion.duch..ganteng banget!”Nanda mulai ngoceh. Aku diam sambil
menikmati siomay yang mulai jadi setengah porsi lagi. “eh..tapi
tetep lebih ganteng yayangku Tino lah!”ocehnya lagi. Aku hanya
menggelangkan kepala. “eh..ti kayaknya si Dio lagi mgeliatin lo
dech!” katanya. “ please deh jangan bikin gue geer!” pintaku. “
siapa yang mau bikin lo geer, nggak ada kerjaan banget sich? Kalo
nggak percaya liat aza sendiri!” sahut Nanda sambil memalingkan
kepalaku paksa.
Kontan aku menjerit tertahan “aw…!” beberapa
pasang mata melirik kearahku. Sekilas kulihat Dion juga melihatku. “
Deg!” ada rasa yang merasuk ke hatiku. Saat kulihat Dion menatapku.
Aku berusaha berpaling. “Benerkan?” ucap Nanda lagi. Tanpa bicara
aku beranjak membayar siomay dan segera pergi. Nanda mengejarku, aku
berusaha berjalan secepat mungkin berusaha meredam perasaan yang tiba
– tiba merasuki hatiku ini. Ya tuhan apa yang terjadi dengan
hatiku. “ Aku mohon, pergilah perasaan ini!”batinku.
Setelah agak jauh dari
kantin aku mulai melangkah normal. “ Tifany…tunggu!” panggil
Nanda. Aku berhenti melangkah. “Tifany, kenapa sich lo?” Nanda
memegangi pundakku. Ia terlihat kepayahan, karena mengejarku. “Tifany
gue heran deh sama lo!” Nanda terlihat kesal. “Maksud lo apa?”
Aku balik tanya. “ lo ini gimana sich, nggak ada orangnya lo
cariin, tadi ada orangnya lo malah kabur?” jelas Nanda. “ orang ?
orang siapa?” Aku tak mengerti. “ belagak bego lagi, orang? Orang
– orangan sawah kalee.. ya Dion lah!” cerocos Nanda mirip ibu –
ibu yang lagi ngomelin anaknya.
Mendengar kata yang di ucapkannya
terakhir spontan aku membekap mulutnya. Ia meronta lalu menarik
tanganku yang membekap mulutnya. “ Tifany lo tega banget sich,
bikin gue mengap-mengap kayak ikan!” gerutunya. “abis lo ngomong
jangan sembarangan!” omelku. “ abisnya gue gregetan, gue tau lo
suka sama tuch orang kan?” tuduh Nanda. Aku mendelik “ udeh ngaku
aza dech, gue tuch sahabat lo? Gue tau lo!” Aku diam “nggak!”
ucapku kemudian. “ ok. Terserah lo, lo bisa bohong sama gue tapi
yang pasti perasaan lo nggak bisa bohong!” Ucap Nanda “ ich apaan
sich Nanda!” elakku.
“ Tifany, lo nggak usah takut jatuh cinta.
Kegagalan lo yang dulu mungkin menyakitkan tapi kasih kesempatan hati
lo buat bahagia lagi!” Omongan Nanda bijak. Aku diam lagi berusaha
mencerna perkataan Nanda.” Kenapa lo diem? Benerkan lo takut jatuh
cinta?” selidik Nanda. “ gue lagi mikir aza, kok bisa yach lo
ngomong kayak gitu?hehehe!” ujarku. “Ah lo…!” Nanda mencubit
lenganku. Kami tertawa dan berjalan menuju kelas karena bel sudah
memekik lagi seolah barusan tak terjadi apa – apa. Padahal tanpa
sepengetahuan Nanda. Hatiku gerimis mendengar perkataannya tadi.
Title : Cerpen cinta sejati : MEMORIES OF UKS
Description : Sederet cerpen cinta sejati dalam rangkaian kalimat nan berseri. Seolah berusaha hadirkan gamangnya ungkapan-ungkapan tak jelas dalam p...