Mesin Bor Raksasa dan Konvensional (22/05). Pemerintah Jakarta dibawah pimpinan pasangan gubernur baru ini, Jokowi Ahok ini akan melakukukan sebuah proyek transportasi tercanggih di Indonesia. Proyek ini dinamakan Mass Rapid Transit (MRT). Sebenarnya proyek ini sudah diusulkan sejak pemerintahan SBY jilid I, namun banyaknya kendala yang dihadapi membuat proyek ini terhenti dan hanya sampai pada pembangunan tiang-tiang pennyangga rel MRT. Tiang-tiangnya pun dibiarkan terbengkalai tanpa ada solusi penyelesaian yang pasti.
 |
mesin bor raksasa |
Hingga pada pemerintahan Jokowi-Ahok inilah mulai ada titik terang bagaimana kelanjutan dari proyek MRT ini. Rencananya proyek MRT ini akan dibangun dibawah tanah sehingga nantinya diperlukan pembuatan terowongan. Pembuatan terowongan ini pun hanya bisa dilakukan dengan menggunakan mesin bor yang tentunya bukan mesin bor biasa, melainkan mesin bor raksasa dengan diameter mencapai hampir 20 meter.
Proyek pembangunan Mass Rapid Transit(MRT) nantinya memang menggunakan teknologi canggih bernama Tunnel Boring Machine (TBM).
 |
mesin bor biasa |
TBM merupakan suatu alat penggali terowongan. Bentuk mesin yang menyerupai silinder menjadikan permukaan terowongan yang terbentuk jadi seperti lingkaran. Dengan menggunakan TBM, tentunya akan memudahkan pengerjaan proyek MRT di Jakarta. Kemampuan TBM ini pun tidak perlu diragukan karena TBM mampu membuat subway sepanjang 15 meter dalam sehari. Selain itu juga, TBM ini sudah diterapkan dalam berbagai proyek terowongan tanah di berbagai negara seperti di Taiwan, Jepang, Singapura dan Eropa.
 |
mesin bor |
Seperti penggunaan TBM pada proyek tunel Orlovski di St.Petersburg, Rusia.
Ternyata mesin bor raksasa ini tidak hanya berfungsi sebagai mengebor tanah untuk menjadi terowongan, melainkan juga melakukan fungsi menyemen dan membeton secara sekaligus. Tak heran jika mesin bor ini dianggap seperti robot raksasa seperti yang kita lihat di film Transformer.
Untuk lebih efisiennya, nantinya terowogan akan dibuat satu jalan lalu memasukkan TBM kedalamnya untuk menjalankan tugasnya. Mesin bor yang khusus didatangkan pemerintah Jakarta dari Jepang ini mampu membuat terowongan 12 hingga 15 per hari untuk jenis tanah di Jakarta yang berjenis aluvial.
 |
mesin bor |
Menurut keterangan dari Tribudi Rahardjo selaku Presdir PT MRT Jakarta, nantinya akan dibuat dua lubang dari lokasi yang berbeda. Jarak yang ditentukan antara permukaan tanah ke lubang minimal 6,6 meter.
Pembangunan proyek MRT ini akan dimulai dari koridor satu yaitu mulai daerah Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia yang mencapai panjang 15,5 kilometer. Dan sepanjang lintasan tersebut pun nantinya akan dibangun stasiun pemberhentian sebanyak 13 buah dengan rincian 7 stasiun antara Lebak Bulus dan Blok M aka berada di atas permukaan tanah, sedangkan sisanya akan berada di bawah permukaan tanah (subway) mulai Al-Azhar sampai Bundaran HI.
Jika sudah jadi pembangunan koridor satu tersebut nantinya dengan menggunakan MRT lintasan tersebut hanya bisa ditempuh dalam waktu 30 menit. Sedangkan untuk koridor kedua akan dibangun dari kawasan Balaraja sampai Cikarang.
MRT ini nantinya berbasis kereta api listrik dengan kapasitas orang yang diangkut sebanyak 1200 orang dibagi pada enam gerbong. Sehingga dalam sehari MRt ini akan mampu mengankut penumpang sebanyak 340 ribu penumpang. Bayangkan jika proyek ini akan benar-benar bisa terselesaikan? Tentunya kemacetan yang saat ini sering kita temui di Jakarta tidak akan terjadi lagi. Namun kita harus bersabar menunggu proyek pembangunan ini selesai beberapa tahun mendatang.
Title : Mesin Bor Raksasa dan Konvensional
Description : Mesin Bor Raksasa dan Konvensional (22/05). Pemerintah Jakarta dibawah pimpinan pasangan gubernur baru ini, Jokowi Ahok ini akan melakukuk...