Hewan Aneh Berhidung Panjang (27/05). Indonesia merupakan negara tropis yang terkenal akan keragaman flora dan fauna. Letaknya yang berada di sekitar khatulistiwa yang menyebabkan keanekaragamn tersebut. Namun, seiring dengan berjalannya waktu keragaman flora dan fauna tersebut sudah mulai menipis. Adanya perburuan hewan dan tumbuhan yang digunakan untuk perdagangan membuat berbagai fauna sudah semakin langka ditemukan. Seperti misalnya hewan primata bekantan ini. Bekantan merupakan salah satu hewan aneh endemik dari pulau Kalimantan.
Bentuk fisiknya yang khas yaitu memiliki hidung panjang menjadi daya tarik tersendiri bagi yang melihatnya. Mungkin karena keunikannya itulah hewan ini menjadi incaran para pemburu hewan untuk diperdagangkan.
Bekantan memiliki nama latin Nasalis larvatus atau juga dapat dijuluki “monyet belanda” karena hidungnya panjang ini. Ternyata hidung panjang ini hanya dimiliki oleh bekantan jenis jantan. Hidungnya ini bisa tumbuh mencapai 3 inci. Jenis monyet ini biasa hidup di sekitar muara sungai, rawa-rawa atau hutan bakau. Karena hidupnya yang didaerah sungai, tak heran jika bekantan terkadang menjadi santapan para aligator sungai seperti buaya.
Namun tidak seperti monyet lain, bekantan ini ternyata bisa berenang dan ahli juga dalam menyelam. Jari-jari kaki bekantan ini ternyata memiliki selaput kecil yang memudahkan ia ketika berada dalam air dan juga hidungnya dilengkapi dengan katup penutup.
Di habitat aslinya yaitu di pulau Kalimantan, hewan ini sudah jarang sekali ditemukan karena habitatnya sendiri sudah mulai dirusak oleh manusia. Penebangan liar pun sudah tak dapat dicegah lagi. Mereka menggunakan kayu-kayu tersebut untuk diperdagangkan. Sehingga para bekantan ini sudah tidak mempunyai tempat tinggal yang nyaman lagi untuk hidup.
Seperti yang diutarakan oleh Suwandi selaku Kepala Badan Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Batu licin, Kalimantan Selatan, bahwa kurangnya jumlah populasi bekantan ini dikarenakan adanya perambahan hutan mangrove. Bahkan, bekantan ini sudah mencapai rumah-rumah penduduk untuk mencari makanan karena mereka mulai kesulitan mencari makanan di hutan.
Ada beberapa peneliti yang saat ini sedang meneliti keberadaan bekantan yang mulai berkurang.
Berdasarkan penelitian, habitat bekantan saat ini memang mulai berkurang meskipun memang masih ada beberapa tempat yang menjadi habitat bekantan dan boleh dikunjungi wisatawan. Data populasi bekantan menurut BKSDA pada 2007 yang mencapai 5.010 ekor tersebut diperkirakan dalam 14 tahun ke depan bisa punah jika habitat dari hewan ini tidak segera diperbaiki.
Ada beberapa daerah yang populasi bekantannya sudah berkurang dari tahun ke tahun. Seperti dDi Pulau Bakut yang kini populasinya hanya mencapai 12 ekor, padahal menurut laporan lima tahun yang lalu masih ada sekitar 50 ekor.
Sedangkan di lokasi wisata Taman Alam Pulau Kembang, Kalimantan Selatan saat ini hanya ada sekitar 10 ekor bekantan yang masih hidup. Berbeda dengan di Pulau Kaget yang masih terbilang relatif banyak yaitu sekitar 100 ekor meskipun jumlah tersebut merupakan sepertiga dari jumlah bekantan pada lima belas tahun yang lalu. Miris memang keberadaan bekantan ini, padahal tempat-tempat tersebut disebut sebagai daerah konservasi perlindungan bekantan. Berdasarkan data-data tersebut Dunia Internasional mulai melarang perdagangan primata berhidung panjang ini karena sudah mendekati kepunahan.
Title : Hewan Aneh Berhidung Panjang
Description : Hewan Aneh Berhidung Panjang (27/05). Indonesia merupakan negara tropis yang terkenal akan keragaman flora dan fauna. Letaknya yang berada...
