• About
  • Sitemap
  • Kontak Saya
  • Margahayuland
Kata Mutiara Bijak | Puisi Cinta | Foto Lucu | Rumput Liar

Kumpulan Kata Mutiara Bijak | Puisi Cinta | Gambar dan Video Lucu | Foto Unik | Cerpen Cerita Remaja Romantis | Game online | Serta Info Terbaru dan Teraktual Lainnya

Diberdayakan oleh Blogger.
  • Home
  • Permainan dan Game
  • Kumpulan video
  • Kumpulan Gambar
  • Kalam Mutiara Cinta
  • Paling Lucu
Home » Cerita cinta » Cerita Cinta : Lengkung yang Indah

Cerita Cinta : Lengkung yang Indah

Cerita Cinta ini adalah fiktif jika terdapat kesamaan nama, cerita, dan sebagaianya itu di luar kesengajaan. Hehe…. 
Lengkung yang Indah 

Tersudut di lantai empat kampusku, hanya terdengar desiran angin dan sebentar-sebentar terdengar suara sirine ambulan di luar sana. Jari ku berlari di atas keyboard, mataku mengelilingi layar laptop. Tak ada seorang pun yang berada di lantai ini. Semakin malam semakin asyik. Aku berfikir security di kampus ini tak melihat keberadaankhu, semua lampu di matikan, dan aku tak merasakan kegelapan itu, karena saking asyiknya dengan kerjaanku. Satu dua kali aku mendengar pintu kelas terdorong angin. Ketiga kalinya aku mendengar seperti orang menaiki tangga. 


Semakin dekat suara itu, aku semakin tak berani menatap. Hingga aku melihat sepsang kaki berdiri di ambang tangga, cukup lama ia tak bergerak. Jantungku sedikit berdegub, aku benar-benar tak berani melihat, tanganku semakin berkeringat, jantungku semakin bergejolak. Tahu-tahu sepasang kaki itu sudah di depan mataku. Reflex aku mendongak ke atas memastikan apakah makhluk ini punya wajah atau tidak. Dan ternyata wajah itu adalah wajah seorang kakak yang ku damba sejak awal ospek tahun lalu. Senyumnya bikin hatiku berdebar. “Ini sudah malam sekali, lampu dan gerbang kampus sudah di tutup, kenapa kamu masih di sini?” Tanya kak Rehan, nama kakak itu. “Banyak tugas kantor kak, modemkhu enggak ada pulsa, biasalah tanggal tua. “ Aku nyengir. 

“Tapi enggak sampai jam segini juga kali.” “Kakak sendiri ngapain?” “Pas mau pulang aku ngeliat masih ada satu motor di sebelahku, terus pak satpam nanyain temennya enggak pulang?” Ia melihatku yang tak juga berpaling dari layar laptopku. “Terus?” Tanyaku seperti orang cuek, padahal aku mendengarkan, dan rasanya aku ingin memandangnya, tapi kerjaan yang harus segera aku selesaikan ini menahanku. “Ya aku enggak merasa bawa teman, di ruang Balma(Badan Legislatif Mahasiswa) tinggal aku seorang. Aku yakin kalau masih ada mahasiswa di kampus ini. 

Aku ketua Balma di sini, harus ngejaga keamanan mahasiswa juga donk. Aku putusin deh buat nyari pemilik motor itu.” “Emang merk motornya apa kak? Plat berapa? Helmnya warna apa?” tanyaku detail. “Matic warna hitam, helm warna merah, dan plat nomor FN345DK.” Sekejap aku menatap wajah kakak itu, sebenarnya yang ada di benakku, kenapa kakak ini bisa hafal plat motorku. Tapi biar enggak di kira ke ge eran aku melontarkan kata yang berbeda dengan hatiku. “Itu kan motorku?” wajahku terlalu berekpresif. “Makanya aku nayri ke sini, karena sudah pasti motor itu Cuma satu pemiliknya. Dan di basement tinggal motorku dan motormu, sama satpam-satpam itu. “ Wajah kak Rehan sedikit kesal. Percakapan itu tak terasa hilang dan kita pulang meninggalkan kampus pada jam 2.00 dini hari. 

Mahasiswa apa ini namanya. Aku memang bukan mahasiswa normal, aku harus bekerja untuk mempertahankan pangkat mahasiswaku. Dengan biaya kuliah yang enggak sedikit memacuku untuk lebih kerja keras lagi. Rela tidur jam 3 pagi bangun jam 6.30 pagi, berangkat kerja jam 7 pulang jam 4 sore masuk kuliah jam 5 sore pulang kuliah jam 9 malam, ngerjain tulisan blognya orang hingga tengah malam. Seperti tak ada waktu untuk memejamkan mata ini. Sejak kejadian itu aku sering berinteraksi dengan Kak Rehan. Satu-satunya teman akrab yang ada di kampus ini. Aku bukan si cantik dan si banyak waktu untuk bercanda dengan teman-teman sejawat. 

Tapi Kak Rehan selalu hadir di wkatu luangku. Malam yang tak pernah ku rencanakan sebelumnya bersamanya. Di teras kampus, duduk berdua dengannya, di temani laptop masing-masing dan dua gelas capucino kemasan yang di belinya di kantin tadi. Bincang-bincang yang tak ada putusnya, sejak bulan jauh dari mata kita, hingga bulan melewati kita. Rasa di dalam hatiku seperti bibit bunga yang di sirami dengan air tanpa henti yang mengakibatkan pertumbuhan dan menebarkan bunganya di permukaan hatiku. Hai dunia Safira jatuh cinta kepada Kak Rehan. Itu teriakkan hatiku. Sikapnya yang care, selalu ada buat aku, sering kasih advice yang bikin aku semangat, dan meluangkan waktunya hanya sekedar mampir kerumah di minggu sore bercakap dengangku dan ayahku. 

Semua sikap yang ia berikan sudah memberikan jawaban di benakku, walau bukan jawaban yang sebenarnya tapi aku yakin akan jawaban itu. Sepulang kerja aku tidak langsung ke kampus karena aku ingin membeli satu buku incaranku sejak sebulan kemarin. Di book store dekat kampus, aku bertemu dengan mantanku. Sakit rasanya melihatnya, karena sepeninggalnya yang menorehkan luka, tapi aku tak bisa mengelak bahwa aku pernah suka padanya, dan tak bisa menghindar dari dirinya, Karena dia sekarang ada di hadapanku. “Lama tak jumpa?” Sapanya. “Hey… iya, dan aku enggak nyesel lama tak jumpa denganmu. “ jawabku ketus. “Ceritanya masih marah nih? Jujur Ra, ternyata Cuma kamu yang ada di hatiku, ternyata dia hanya hoaks bagiku. 

Aku sadar kalau hanya kamu yang bisa memenangkan hatiku.” Sifat Gilang dari dulu tak berupah aktingnya selalu membuatku percaya. “Basi tau Lang.” Jawabku berlalu. “Safira, tolong dengerin aku dulu, aku janji enggak akan ngulangi kesalahan yang sama. Aku bersumpah demi nama ibuku.” Aku tahu Gilang sangat saying dengan ibunya, dan aku sebenarnya tau jika dia sudah berani bersumpah dengan nama ibunya, iya tidak akan pernah mengingkarinya. Karena ibunya adalah segalanya baginya walau sekarang sudah tiada. Tapi aku sudah terlanjur jatuh cinta pada Kak Rehan, aku enggak mungkin dan tidak boleh jatuh cinta pada dua cowok. Dan tetap aku inginkan kak Rehan, Gilang hanyalah penyakit hatiku. Aku pergi menjauh dari dirinya. Hari minggu. 

Minggu ke tiga di bulan April, aku ingin hari ini adalah hari special bagiku, aku ingin kejelasan hubunganku dengan kak Rehan, rasanya keluargaku juga sudah cukup dekat dengannya. Aku tak mau menunda sebuah keindahan dan kebaikan ini. Di kedai kopi favorite ku kita bertemu. Rasanya sedikit kecewa melihat kedatangannya yang tak sendirian, namun bisa jadi itu adalah salah satu anggota keluarganya yang ingin di kenalkan denganku. Karena sejauh ia kenal dengan keluargaku, satu anggota keluarganya dia pun aku belum mengenal. “Hai Safira, kenalkan ini Kak Gifa. “ Aku menyalaminya dengan penuh semangat dan memancarkan sebuah keakraban. “Oya ada yang penting ya? Apa?” Tanya kak Rehan. 

Ku urungkan niatku mengatakan hal ini di depan kak Gifa, sekalipun kak Gifa adalah ibunya, namun aku tak mau. “Enggak kak, Cuma mau ngasih tau aja, besok perusahaanku mau ada seminar dan aku jadi pembicaraanya. “ berita ini adalah salah satu dari kabar terbaikku. “Wah selamat ya.” Kak Gifa memelukku, karena dia tepat duduk di sampingku. “Masa Cuma itu sih? Kan itu udah biasa?” Sanggah kak Rehan. Aku Cuma menggeleng pelan. “Kakak juga punya kabar baik nih.” Kak Rehan mendekatkan kursinya kea rah meja. “Apa kak?” Tanyaku girang. “Bulan depan Kak Rehan sama kak Gifa mau tunangan, dan kakak mau kamu jadi pendamping kakak, kan Safira adiknya ka Rehan?” Kata itu seperti belati tajam yang menghujam hati dan seluruh tubuhku, sakit yang terlintas hamper menumpahkan air mataku, dan benar aku tak mampu menahan air mata ini. 

Tapi aku tak mungkin membuat mereka kecewa dengan sikapku. “Astaga Safira, kamu menangis?” kak Gifa tersnyum melihat tangisku, ia kira air mata ini adalah air mata kebahagian. “Iya kak, aku turut bahagia mendengar kabar ini. Selamat ya kak.” Aku memeluk kak Gifa, lalu memeluk kak Rehan. Hingga hening tak ada percakapan, lalu aku pamit pulang karena sudah masuk jam malam. Aku melihat keheranan dalam wajah kak Rehan, tapi aku sama sekali tak melihat wajah sedih kak Gifa, ya dan aku tak mau itu terjadi. Aku berlari dan saat aku sampai di depan pintu kedai ini aku menabrak Gilang, ia menanyaiku, nadanya seperti khawatir, tapi aku tak kuasa menjawabnya. 

Aku berlari meninggalkannya. Sejak kabar itu, hingga dua hari sebelum hari H pertunangan kak Rehan dan kak Gifa, aku tak pernah muncul di hadapanmereka, di hadapan Gilang, mama, papa, teman kampus dan teman kerjaku. Hamper satu bulan aku berada di kampun kakek dan nenekku. Berkali-kali aku di telfon kak Rehan dan Gilang, namun aku tak pernah mengangkatnya. Hamper tiap pekan ayah member tauku tentang kedatangan kak Rehan ke rumah untuk mencariku. Selama di tempat kakek dan nenek, aku tak pernah keluar kamar. Keluar karna hanya sekedar makan, minum, ke kamar mandi. Dan tak seperti biasa kakek atau nenek mengetuk pintuku. 

Biasanya mereka langsung masuk. Tapi kali ini aku mendengar sebuah ketukan teratur di pintu kamarku. Dengan gerakan malas aku membuka pintu kamarku. Dengan sigap ku coba untuk menutup kembali pintu kamarku setelah melihat bahwa yang ada di luar adalah kak Rehan. Kak Rehan mencoba menahan, hingga terjadi kegiatan saling dorong. Aku sekarang lemah, aku tak seperti dulu yang kuat aku pun membiarkan kak Rehan memenangkan pertandingan dorong pintu ini. Ia memelukku yang menangis trsungkur di lantai. “Kamu kenapa menghilang dari kakak, kamu relakan kerja kerasmu, kamu relakan kuliahmu, kamu relakan segalanya di kota sana hanya ingin jadi putrid tidur di sini?” suara kak Rehan seperti orang yang emosi. “Aku enggak mau sakit kak, aku enggak mau berpura-pura bahagia di atas cicin pertunangan kalian.” 

Aku masih terisak. “Tapi bukan begini caranya.” “Lalu bagaimana? Inilah jalan terbaik yang aku lakukan, dan di saat aku sudah mulai bisa merelakan kenapa kakak harus datang? Kakak mau membunuh hatiku? Silakan kak, silahkan.” “Safira dengarkan kakak, aku ini kakakmu, kamu udah menganggapku sebagai kakak kandung kamu kan?tapi kenapa kamu tak mau turut bahagia atas cincin itu?” “kakak salah aku bukan adikmu kak, aku ini adalah wanita yang mencintaimu, mencintai dirimu. “ “Tapi…” kak Rehan tak melanjutkan kata-katanya. “apa? Apa kak? Pergilah, aku tak ingin hidup dengan melihatmu. Aku ingin tenang, aku tak meyuruhmu pergi dari kehidupanmu, tapi aku menyuruhmu pergi dari kehidupanku.” 

Selangkah demi selangkah kak Rehan mundur dari diriku, ia duduk di seperti orang depresi di depan almari pakaianku. “Kakak fikir kakak sudah menjadi kakak yang baik bagi seorang adik, kakak fikir, kakak sudah cukup mengerti akan keadaan seorang adik. Tapi, tapi ternyata tidak, kakak gagal menuntutmu adikku sayang.” “sudah cukup, lupakan aku, aku bukan adikmu sekarang, aku bukan siapa-siapamu sekarang, anggaplah aku ini adalah orang lain.” “Bagaimana bisa aku melupakanmu, bagaimana bisa aku menganggapmu sebagai orang lain sedangkan aku bersama dengan sebuah kasih sayang, aku bersama dengan sebuah cinta.” “Bagaimana kakak bis amencintai dua manusia yang berjenis sama?” “karena kakak mencintai dalam konteks yang berbeda.” 

“Ku perintahkan kepada kakak, harap pergi dari sini, izinkan aku menemukan hidupku, hidup yang baru.” Kak Rehan berangsur pergi, aku tahu ia tak ingin meninggalkanku. Aku tau dirinya sangat menyayangiku, tapi aku tau juga dia tak mungkin membatalkan pertuanangan dengan kak Gifa, karena kak Gifa adalah calon istri yang baik sedangkan aku hanya seorang gadis yang akan merepotkan rumah tangganya. Aku tau alasannya untuk memilih meninggalkan aku disini dan pergi menemui kak Gifa, karena aku bukan hidupnya, kak Gifalah hidupnya. 

Aku tau, dan aku mengerti juga menyadari bahwa aku akan kembali seperti diriku yang dulu, memperbaiki hidupku, dan menemukan cinta yang baru karena aku sadar Tuhan tak memberikan dia untukku sebagai hidupku, tapi memberikan dia sebagai cobaan hidupku. Kini aku kembali menapaki hidup dengan semangat yang baru dan cinta yang baru. Kak Rehan kaulah masa laluku, dan wahai calon suamiku, kaulah masa depanku.

Definisi Cinta | Makna Cinta Penuh Warna
Posted by Mawar Senja on Rabu, 08 Mei 2013 - Rating: 4.5
Title : Cerita Cinta : Lengkung yang Indah
Description : Cerita Cinta ini adalah fiktif jika terdapat kesamaan nama, cerita, dan sebagaianya itu di luar kesengajaan. Hehe….  Lengkung yang Indah...
Posting Lebih Baru
Posting Lama
Beranda
  • Tweet
  • Pin It!


Kategori

  • All About Islam (37)
  • Aneka Flora Dan Buah (16)
  • Bisnis Anda (25)
  • Cerita cinta (14)
  • Cerita cinta dan motivasi (18)
  • Edukasi dan Akademis (185)
  • Hardware (27)
  • Kesehatan Anda (86)
  • Kumpulan Puisi (88)
  • Kumpulan gambar (63)
  • Pernik dan Unik (103)
  • Teknovarian (79)

Baru Melintas

Sering Dibaca

  • Kata Kata Mutiara Penyejuk Hati
    Kata-kata mutiara   nan bijak dalam balutan warna indah dan bunga bahasa yang elok tentulah akan sangat mudah membuat hati menjadi cer...
  • Gambar Kata Kata Indah Mutiara Bijak
    Gambar kata kata merupakan sebuah gambar yang berisi dengan kata kata tertentu. Kata kata yang ada bisa berupa saran, kritikan, kata kata ...
  • Game Online : Permainan Terbaru Paling Seru
    Game online paling lengkap, terbaru, lebih variatif dengan beragam pilihan permainan online yang pastinya lebih menarik. Temukan lebih b...
  • Kata Mutiara Cinta : Sejatinya Sebuah Ketulusan
    Lantunan  kata kata mutiara  cinta memang teramat sering menghipnotis kita. Alunan nada yang begitu memikat, disertai indahnya bait-bai...
Copyright © 2013 Kata Mutiara Bijak | Puisi Cinta | Foto Lucu | Rumput Liar - All Rights Reserved
Design by Mas Sugeng - Powered by Blogger