Beberapa pakar banyak yang meyakini bahwa Perang Dunia 3 akan dimulai. Dimulainya Perang Dunia III yaitu 100 tahun setelah Perang Dunia I. Menurut beberapa ilmuwan perang itu kini telah berlangsung. Akibat dari perang ini adalah banyaknya korban bahkan ratusan juta jiwa akan melayang.
Seorang Akademi Isu-isu Geopolitika Rusia, Konstantin Sivkov telah mengembangkan konsep ilmiah tentang alasan, tahapan, dan kerangka waktu dari Perang Dunia II. Ia meyakini bahwa bumi telah mengalami krisis peradaban global. Penyebab dari krisis tersebut adalah adanya ketidakseimbangan seperti konflik antara negara berkembang dan negara maju, konflik antara pertumbuhan produksi dan ketersediaan sumber daya, konflik antara pasar bebas dengan kekuasaan, dan lain-lain.
Adanya ketidakseimbangan dan konflik ini menunjukka bahwa pada dasarnya mereka antagonistic dan krisis-krisis yang terjadi tidak dapat diselesaikan tanpa pelanggaran yang signifikan terhadap kepentingan subjek geopolitik besar.
Konstantin Sivkov mempunyai prediksi bahwa Perang Dunia Tiga bersifat koalisional. Artinya bahwa setiap Negara akan membentuk koalisi. Koalisi yang terbentuk akan berdasarkan loyalitas mereka kepada model tatanan dunia. Model tatanan dunia itu memiliki dua model. Model pertama adalah dunia hirarki yang beradab. Dimana model ini jika terjadi sedikit brutalitas, maka seluruh kemanusiaan akan hancur. Sedangkan model yang kedua yaitu dukungan mutual yang beradab atau harmoni beradab.
Koalisi pun sudah ada, yaitu dari negara maju yang berasal dari negara-negara industrialis, yang diwakili oleh peradaban Barat. Koalisi ini didasarkan pada individualisme, kepemilikan material, dan semua itu menghasilkan kekuasaan uang. Koalisi yang inti politik dan militernya diwakili oleh Blok NATO.
Sedangkan koalisi kedua terdiri dari Negara-negara Ortodoks, Islam, dan Negara yang peradabannya didominasi spiritual atas material. Spiritual atas material menjadi landasannya. Mereka cenderung menginginkan tatanan dunia multipolar.
Koalisi kedua meliputi negara-negara Ortodoks, Islam, dan peradaban-peradaban lain yang didasarkan pada dominasi spiritual atas material. Koalisi ini tertarik pada tatanan dunia yang multipolar. Namun, negara-negara ini belum menyadari bahwa mereka memiliki kepentingan geopolitik yang saling menguntungkan, apalagi kebutuhan di dalam persatuan politik atau militer.
Keyakinan Konstantin Sivkov bahwa perang memang telah dimulai walaupun masih dalam tahap damai. Tahap pertama ini disebut upaya resolusi krisis dengan penuh kedamaian namun akan segera berakhir. Setelah itu perang dan konflik bersenjata local akan dimulai oleh peradaban Barat. Mereka melakukannya demi sumber-sumber daya.
Tanda dalam aksi utama ini adalah operasi informasi dan aksi di bidang ekonomi dalam berbagai bentuk. Misalnya sanksi ekonomi akan diberlakukan, serangan teroris yang dilakukan pada fasilitas industri.
Kemudia beberapa tahun ke depan, tahap perang terbatas akan berubah menjadi perang dunia. Perang dunia yang terjadi akan dilengkapi dengan berbagai senjata dengan skala penuh.
Saat ini masih ada faktor pembatas yaitu adanya nuklir Rusia, sehingga Barat harus berusaha menyingkirkannya. Dan aggressor tidak akan pernah berhenti walaupun akan berjatuhan ratusan korban jiwa.