Gajah Sumatera adalah salah satu golongan spesies dari gajah Asia. Gajah yang termasuk dalam spesies gajah Asia adalah gajah India, gajah Sumatera, gajah Sri-Lanka dan gajah Borneo (Kalimantan). Gajah Sumatera saat ini merupakan spesies gajah yang sangat langka, diperkirakan hanya tersisa 2.000 ekor saja di dunia ini.
Seperti namanya, gajah Sumatera hanya bisa ditemukan di pulau Sumatera, Indonesia. Populasi gajah Sumatera telah berkurang drastis karena mereka telah kehilangan lebih dari 80% habitat utamanya yang beralih fungsi menjadi perkebunan kelapa sawit.
Gajah Sumatera memiliki telinga yang lebih kecil daripada gajah Afrika dan gajah Sumatera juga memiliki tulang belakang yang lebih melengkung dibanding gajah Afrika. Tidak seperti gajah Afrika, gajah Sumatera betina sangat jarang memiliki gading, dan jika ada gajah Sumatera betina yang memiliki gading, gading tersebut biasanya tidak terlalu terlihat dan hanya terlihat jika gajah Sumatera betina ini membuka mulutnya.
Gajah Sumatera selalu memiliki rute migrasi yang tetap dan rute migrasi ini ditentukan oleh musim hujan. Gajah tertua dari kawanan gajah Sumatera bertanggungjawab dalam mengingat rute migrasi dari kawanannya. Migrasi gajah Sumatera ini biasanya terjadi di pergantian musim hujan ke musim kemarau dan masalah timbul saat pertanian maupun perkebunan dibangun di jalur migrasi kawanan ini, karena kawanan gajah Sumatera yang melintas dapat mengakibatkan kerusakan parah pada tanah pertanian atau perkebunan tersebut.
Gajah Sumatera adalah hewan herbivora yang artinya mereka hanya memakan tumbuhan dan tumbuhan inilah yang memberikan nutrisi yang dibutuhkan gajah untuk bertahan. Gajah Sumatera memakan bermacam-macam tanaman termasuk rumput, dedaunan, tunas, kulit pohon, buah-buahan, kacang-kacangan dan biji-bijian. Gajah Sumatera biasanya menggunakan gading mereka yang panjang untuk membantu mengumpulkan makanan.
Karena ukurannya yang besar, gajah Sumatera hanya memiliki sedikit musuh alami di lingkungannya. Selain pemburu, harimau Sumatera adalah musuh utama mereka, meskipun harimau ini hanya memilih bayi gajah Sumatera yang berukuran lebih kecil dan lebih lemah daripada gajah dewasa.
Gajah Sumatera betina biasanya mampu berkembang biak saat usianya mencapai 10 tahun, dan hanya dapat melahirkan satu bayi gajah Sumatera setelah usia kehamilan 22 bulan. Saat bayi gajah Sumatera lahir, beratnya mencapai 100 kg, dan bayi ini akan diasuh tidak hanya oleh ibunya tapi juga gajah Sumatera betina lain yang ada dalam kawanannya (disebut juga sebagai bibinya). Bayi gajah Sumatera terus mengikuti induknya hingga usia 5 tahun sebelum dapat disebut dewasa. Saat dewasa, gajah Sumatera jantan akan meninggalkan kawanannya sedangkan yang betina akan tetap tinggal bersama kawanannya.
Sekarang, gajah Sumatera ditetapkan sebagai hewan yang berada diambang kepunahan karena populasinya yang terus menurun secara tajam. Kelangkaannya terjadi karena gajah Sumatera kehilangan habitatnya disebabkan penebangan hutan dan juga karena perburuan gadingnya oleh manusia yang tidak bertanggung jawab.