Berbicara mengenai filsafat cinta kita harus tahu apa itu filsafat. Filsafat adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang manusia dan alam semesta dengan rasa kebijaksanaan. Cabang dalam filsafat ada tiga yaitu metafisika berarti ada, epistemologi berarti logika dan aksiologi berarti nilai. Nah sedangkan cinta, pasti seseorang punya pandangan subyektif tersendiri untuk mendeskripsikan apa itu cinta. Cinta tumbuh dalam hati seseorang, mengalir begitu saja tanpa tahu sebab dan akibatnya. Yang jelas cinta memberikan sejuta kenangan manis dan pahit dalam hidup kita.

Filsafat cinta, berarti disini cinta dipandang dari sudut filsafat. Cinta adalah obyek material sedangkan filsafat pasti adalah obyek formalnya. Cinta disini bermetafisika, ya artinya cinta itu ada atau nyata. Tiap orang tak pernah bisa menyembunyikan perasaan cintanya, seseorang pasti akan mengungkapkan perasaannya, mengikrarkan dengan ikatan, dan menunjukkan dengan perlakuan yang penuh dengan kasih sayang. Cinta akan menunjukkan sebagaimana seseorang menjaga dan memperlakukan orang yang kita cintai dengan baik. Cinta itu ada tak hanya untuk satu orang saja tapi Tuhan telah mengirimkan berjuta-juta cinta kepada sahabat, teman, ayah, ibu, keluarga dan sesama makhluk lainnya sehingga kita akan selalu mengasihi dan menyayangi. Tanpa adanya cinta kita pasti bisa membayangkan banyaknya permusuhan dan konflik yang terjadi, keserasian hidup tidak akan pernah terwujud. Ya Tuhan begitu hebatnya telah menciptakan sesuatu yang disebut cinta. Walaupun kita tak pernah tahu bentuk dan wujud cinta tapi kita bisa mengatakan cinta itu bermetafisika dari wujud implementasi perbuatan yang didasari rasa cinta
Cinta tak berepistemologi. Ya cinta berarti tak berlogika. Cinta tak memiliki akal tapi cinta memiliki mata hati, memiliki perasaan. Ya perasaan ingin membantu, perasaan ingin menyayangi, perasaan ingin melindungi, perasaan ingin bersatu dan sebagainya. Perasaan inilah yang selalu mendasari perbuatan atas nama cinta. Cinta tak pernah memandang siapa kamu, darimana asalmu, bagaimana keadaanmu. Dalam keadaan apapun cinta akan tetap bertahan dan selalu ada untuk orang-orang yang kita sayangi meskipun kita pernah disakitinya. Cinta akan selalu memaafkan karena cinta memiliki mata hati. Andai saja cinta berlogika pasti kita akan selalu memandang rendah makhluk lain di sekitar kita. Kita akan selalu memilih dan hanya kericuhanlah yang terjadi. Itulah kedahsyatan cinta, cinta murni dari mata hati dan tak pernah memilih.
Cinta tak beraksiologi. Cintak tak bernilai. Ya cinta itu tak memiliki nilai dan angka untuk mengukurnya karena cinta tak memiliki volume, tinggi, luas, dan sisi. Setiap manusia yang berbuat atas dasar cinta dia pasti akan menggunakan mata hatinya jika dia tulus maka dia tidak akan pernah menginginkan nilai untuk cintanya. Seorang ibu yang mencintai anaknya sepanjang masa tak pernah bisa dinilai seberapa besar cintanya, seorang suami yang mencintai istrinya sepanjang kehidupan juga tak pernah bisa dinilai seberapa besar cintanya, seorang sahabat yang meyayangi sahabatnya juga tak bisa dinilai seberapa besar cintanya, dan seorang kekasih yang mencintai kekasihnya pun juga tak bisa dinilai seberapa besar cintanya. Yang akan mereka lakukan hanyalah tetap mencintai dengan tak mengharap seberapa besar balasan nilai untuk mecintai.
Cinta selalu ada dalam hati..
Tuhan telah mengirimkan ke dalam hati tiap insanya
Kita tak pernah tau wujudnya
Tapi kita bisa merasakan keberadaanya
Itulah hebatnya metafisika
Cinta tak akan pernah memandang rendah orang lain
Karena Tuhan telah memberi mata hati atas cinta
Kita tak pernah bisa berlogika
Tapi cinta yang tulus akan bertahan dalam keadaan apapun
Itulah dahsyatnya tak berepistemologi
Cinta tak memiliki angka, volume, dan luas
Cinta tak pernah memiliki ukuran untuk dinilai
Dan Cinta tak pernah menunggu balasan
Karena mencintai adalah menyayangi tanpa pamrih
Itulah luarbiasanya tak beraksiologi