Harusnya tak kutuliskan
cerita pendek ini dalam balutan kanvas
Rumput liar. Entahlah, dalam ketertegunan yang berderak ada naluri yang tak bisa kubendung lagi. Bila memang penuh warna, cinta sejati tetap dan mesti diperjuangkan. Tak sadar, telah banyak kulalui etape penting yang ternyata sangat membekas dalam jiwa.
Ilalang tertiup angin masih segar dalam ingatan. Buih-buih putih bercampur debu menyerobot degup asa sejauh kuberlari. Walau dunia tetap biru, pudar warna cinta ini terasa sekali. Singa pun tak memakan anaknya, tapi kerakusan nafsu dunia mampu melibas makhluk bernyawa dalam sekejap pandangan saja.
Apakah memang harus ada lagu India itu? Kenapa mesti aku mendengarnya? Jalan setapak yang kulalui semestinya datar-datar saja. Namun semua berubah ketika sayup kumendengar Alunan nada dari sepenggal lagu india. Entahlah, setiap ku mendengar kata "INDIA", otak ku langsung bergegas mencerna dengan sangat lengkap bayangan "DIA". Alhasil, sedikit saja ada aroma india dalam lagu, film dan lainnya, jiwa ini mulai menghempaskan naluri pada keadaan yang tak terkendali.
Kamu memang aneh, hundred percent aneh. Kebiasaanmu menyaksikan film india tak masuk dalam akal sehatku. Mungkin dalam pandangan orang biasa aja, tapi dalam pandanganku kebiasaanmu tetap saja aneh. Mau dipaksa seperti apapun, aku akan menganggapnya aneh. Dan kini, ketika kucoba jalan sendiri, disudut-sudut jalan taman yang penuh dengan pohon rindang nan anggun, Aroma India yang disetel keras-keras dari rumah hijau area tetangga membuyarkan lamunanku. Aku kalah, bayanganmu yang dihantarkan dengan hentakan musik india itu membius naluri.
Kututup telinga dengan bungkusan asa lainnya, kusumbat dengan alasan-alasan yang tak masuk akal. Dengan harapan, akan pudarnya dirimu. Ya, akhirnya aku bisa melupakan. Ya, akhirnya aku bisa menghilangkan semuanya. Ya, akhirnya aku bisa menghapus bayang itu.
Ya, pada akhirnya aku harus mengakui, aku berbohong dengan semua itu, tak mungkin kulupa apalagi sampai menghilangkannya. Semua tentangmu telah membiusku.
"Chori Chori Chupke Chupke = Diam Diam Sembunyi Sembunyi". Ya memang benar kalimat itu. Perasaan itu ternyata mengalir diam-diam. Baru kusadari setelah ia-nya mengendap dihati dan menetap disana hingga kini.
"Dil Kya Kare = Apa Daya Hati Ini", benteng pertahanan yang kurasa sangat tangguh akhirnya jebol juga. Engkau dengan sangat hebat merasuk kedalam memory.
"Maine Pyar Kiya = Aku Sedang Jatuh Cinta", Beribu kali kupungkiri, kenyataan tak bisa kunafikan. Dan dalam ketergenggaman yang lembut, entah sampai kapan harus kubantah lagi.
Hanya satu pintaku pada Ilahi, tetapkanlah hati ini hanya padaMu. Jikapun aku jatuh cinta pada ciptaanMu, berilah aku batas kewajaran dalam Ridho-Mu. Agar tak luntur iman ini, agar perasaan ini mampu menambah kecintaanku padaMu. Aku tak memungkiri, rasa CINTA telah Engkau turunkan dihati. Dan berharap Engkau jua yang menjaganya, agar tak melebihi kodratMu. Dan semoga cinta ini bertemu dalam jalan yang Engkau ridhai. Meskipun sampai kini, ku tak pernah tau, apakah dia juga merasakan hal yang sama.